[Puisi] Mencandai Waktu
Duhai Waktu
Bolehkah aku bercanda denganmu?
Bolehkah tak kuikutimu sedetik saja?
Bolehkah kau mundur semenit saja?
Bolehkah kau tak berputar semenit saja?
Bolehkah waktu? Bolehkah itu?
Aku enggan memohon padamu
Engkau begitu egois
Selama ini aku yang mengikutimu
Sedihku, resahku, galauku, tangisku, teriakku, perihku,
Tak pernah kau peduli
Kau bahkan terus berputar berjalan dengan perjalan yang itu-itu saja
Pernahkah kau berpikir bagaimana selanjutnya
jika aku tak mampu berperan lagi?
Pun bila tak mau kau bercanda
Bisakah putaranmu diperlambat?
Lambat, lambat, dan sangat amat lambat
jangan cepat, sungguh jangan terlalu begitu
karena aku sangat ingin mengadu pilu
berbicara dengan hati
kepada Sebaik-Baik Pendengar
Yang Maha Mendengar
Setelah semua telah kuadukan
Silakan kau laksanakan putaranmu
Aku tak menagih juga tak memohon lagi
Sebab aku tinggal menunggu
Sungguh itu bukan lagi urusanku
Sudah menjadi urusan-Nya
Duhai waktu
Kalau kau hendak terus serius,
Seriuslah,
Sebab candamu tak kuidamkan lagi [SY]
Takengon, November 2022
*Yusmaniati, S.Pd., guru bahasa Indonesia SMK Negeri 3 Takengon