Ini ‘Curhat’ Ibu Pengungsi kepada Istri Gubernur

oleh
Proses penyerahan bantuan dari para istri pejabat teras Aceh di pengungsian.(LGco-Humas Pemkab A Tengah)
Proses penyerahan bantuan dari para istri pejabat teras Aceh di pengungsian.(LGco-Humas Pemkab A Tengah)
Proses penyerahan bantuan dari para istri pejabat teras Aceh di pengungsian.(LGco-Humas Pemkab A Tengah)

Takengon-LintasGayo: Kedatangan Istri Gubernur Aceh, Niazah Abd. Hamid bersama sejumlah istri pejabat teras Pemprov Aceh ke lokasi pengungsian, dimanfaatkan para ibu-ibu korban gempa untuk menyampaikan curahan hati (Curhat).

Curhat yang disampaikan seorang ibu pengungsi asal Kampung Bah Kecamatan Ketol, Sakdiah begitu menyayat hati, sehingga membuat istri gubernur berserta istri pejabat lainnya ikut merasakan kepiluan tersebut.

“Mohon ibu, cepatlah bangun rumah kami, jangan biarkan kami terlalu lama di tenda”, ujar Sakdiah dalam melepaskan curahan hatinya kepada Istri Gubernur Aceh, Niazah Abd. Hamid, Jum’at (26/7/2013) yang datang ke lokasi pengungsi bersama beberapa istri pejabat teras Pemerintah Aceh.

“Ini musim kemarau ibu, debu yang berterbangan membuat sakit anak-anak kami,” sahut Sakdiah yang pasrah akan melalui lebaran idul fitri tahun ini di tenda bersama dengan pengungsi lainnya .

Ikut duduk di tenda bersama warga pengungsi hari itu, raut wajah Niazah Abd. Hamid tampak merasakan kesedihan yang diungkapkan oleh Sakdiah dan pengungsi lainnya. Kunjungan Niazah dan rombongan untuk melihat langsung kondisi pengungsi selama masa transisi darurat yang berlaku sejak 17 juli hingga 10 agustus 2013 mendatang.

“Saya yakinkan kembali, kalau bapak dan ibu sekalian tidak sendiri, kita akan melalui semua ini dengan bersama-sama,” kata istri gubernur berjanji akan menyampaikan keluhan pengungsi kepada Gubernur Aceh.

Gempa yang melanda Kabupaten Aceh Tengah menyisakan pengungsi hingga 48 ribu jiwa lebih, yang saat ini menempati lokasi pengungsian terpusat maupun disekitar rumah masing-masing. Dua lokasi pengungsian yang dikunjungi oleh Niazah dan rombongan hari itu berada di Kampung Kute Gelime dan Kampung Simpang 4 Rejewali, hampir seluruhnya merupakan penduduk Kampung Bah dan Kampung Serempah yang merupakan 2 kampung terparah diamuk gempa.

Mayoritas rumah di kedua kampung tersebut mengalami rusak berat, bahkan menurut kajian ilmiah kedua kampung itu tidak layak lagi untuk dihuni, sehingga warga mengusulkan untuk relokasi.

“Relokasi Kampung Bah dan Serempah sudah disepakati warga, tempatnya juga sudah ada dan dekat dengan perkebunan masyarakat, termasuk akses jalan telah diperbaiki, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk ditempati,” ungkap Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin yang turut serta mendampingi rombongan.

Percepatan relokasi warga yang masih mengungsi, menurut Nasaruddin adalah solusi terbaik, sehingga Sakdiah dan pengungsi lainnya dapat tetap mengelola kebun sambil kembali membangun rumah dan kehidupan mereka.(rilis/ghassa).

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.