[Puisi] Metaforposis Kopi
Satria W.SM
sejengkal dari pusar manusia
nafas dari kehidupan masyarakat Gayo
yang menjadi primadona khalayak ramai
yang dikagumi seluruh umat beragam.
bukan cerita dari Sabang sampai Maroke
tapi seluruh dunia.
yang membuat manusia mabuk halal olehnya
kopi namanya.
proses yang sangat tidak menyenangkan yang dirasakan
tapi mendapatkan nikmat oleh penikmantnya.
dari pertama dia sudah merasakan pedih yang tak bisa diungkapkan
dipetik dari tubuh nya. sang pemetik cukup lihai atas itu
setelah dipisahkan dari tubuhnya dia belum juga merasakan ketenangan.
ada sakit yang harus dia rasakan. dipisahkan dari kulit bajunya
dia digiling dengan menggunakan mesin yang berbunyi gemuruh kecil disiram sedikit air
dia dipaksa harus melepaskan kulit bajunya.
setelah itu belum juga hilang rasa sakitnya. dia direndam dibasuh dan diaduk
sampai katanya bersih
ada yang membiarkan dia sehari suntuk dengan merendamnya di dalam air.
dingin yang dia rasakan. tapi dia pasrah dengan keadaan itu.
sampai di sini dia belum juga merasakan kenyamanan.
esok harinya diwaktu matahari terbit. dengan begitu panasnya.
dia kembali mendapatkan ujian yang baru.
dia dijemur diterik matahari sampai kulit arinya kering. di bolak balik. diaduk aduk sampai kulit arinya benar benar kering.
setelah kulit arinya kering mungkin dia merasa masalahnya selesai.
tetapi itu semua tidaklah benar.
tahapan berikutnya dia harus bersiap siap untuk dilepaskan dari kulit arinya dengan mesin yang besar dan besar juga suaranya.
mungkin kita bertanya. apa yang ada dalam benaknya.
tapi dia dengan gagah berani masuk kedalam mulut mesin yang sebenarnya ingin menghancurkannya. mesin dihidupkan dan berputar cukup keras.
merobek. mencabik. melepaskan dia dari kulit arinya.
setelah kulit ari terlepas dari dirinya dia kembali harus berhadapan dengan panasnya sinar matahari.
dijemur sampai kering sekering keringnya.
kadar asupan air yang ada pada dirinya dipaksa untuk pergi meninggalkan dirinya.
setelah itu semua dilewati dengan gagah berani.
kini dia masuk kedalam tahapan yang lebih berbahaya.
dia dipanggang dengan kekuatan api.
sebelumnya dia harus berhadapan dengan matahari.
sekarang dia harus berhadapan dengan yang namanya api.
200°c yang menunggu dia di mulut panggangan.
tapi nyalinya tidak ciut
dia masuk dengan gagahnya.
hitungan menit demi menit dia merasakan panas yang luar biasa.
sampai dia sudah tidak tahan lagi. den mengeluarkan kata kata krek
ampun aku sudah tidak mampu. aku sudah tidak kuat.
menit demi menit yang dia rasakan di dalam panggangan pun akhirnya di keluarkan.
penuh dengan asap. yang awal dia berwarna hijau sampai dia rela dirinya berubah menjadi warna kecoklatan agak kehitaman.
tak sampai disitu.
dia harus merasakan sepenuhnya dihancurkan sampai benar benar halus dengan menggunakan mesin sehalus halusnya
sehancur hancurnya.
disitu dia berpesan dengan aromanya
disitu dia berpesan dengan wanginya.
apa yang dia sampaikan
hirup aku.
setelah dihancurkan dia kembali dihadapkan dengan air yang menunggu nya.
air itu cukup panas. dia di sedu kembali. cobaan yang dia hadapi berbanding terbalik dengan kenikmatan yang dia berikan.
apa pesannya
hirup aku, nikmati aku, rasakan apa saja yang ada pada diriku.
jangan kau cela aku kalau mulutmu tidak bisa menerima aku.
kalau lidahmu tidak bisa menerima aku. hargai aku.
karena aku ditakdirkan tuhan berteman dengan mu.
ini cerita panjangku sampai aku berada di meja kerja mu.
di meja makanmu. di meja diskusimu.
hirup aromaku.
jangan hakimi aku.
karna aku nafas bagi petani ku
sejengkal dari pusar manusia yang diciptakan Tuhanku. [SY]
*Satria W.SM, tinggal di SP Tiga Redlong Bener Meriah, hobi traveling profesi berwirausaha.