[Puisi] Tsunama Tsunami Salman Yoga S TSUNAMA TSUNAMI 1 Subhanallah …! Negeringku muropa Terdampar wan maha kepedihen si mungeringni laoh ni mata
[Saer Gayo] Si Bernyawa Maté
[Saer Gayo] Si Bernyawa Maté Tgk. H. Harun Rasyid Wo suderengku rata béwénné pesan ni Tuhen enti lalé si bernyawa murasai maté
Bidadari Rimba [4] : Sahabat Tua Ayah
Oleh : Salman Yoga S* Gecik Kampung Arias, lelaki tegap dengan otot dan badan kekar, meski ia sebagai kepala kampung yang disegani,
[Puisi] Cendekia Rantau Yang Memuja Pikirannya
[Puisi] Cendekia Rantau Yang Memuja Pikirannya Bresman Maupaung Dia memaknai mata angin sebagai ujung petuah semua langkah kepastian arah cita-cita berlari mengilaukan
Kelubung ni Ine (In Memoriam Hj. Sufiah Inen Hafisah Meriah)
[Puisi] KELUBUNG NI INE : In Memoriam Hj. Sufiah Inen Hafisah Meriah Salman Yoga S I renda jilbab den kelubungmu Kudemun tumpukni
[Puisi] Kabut Bur Bies. XII : Tak Usah Menepuk Dada
[Puisi] Kabut Bur Bies. XII Tak Usah Menepuk Dada LK. Ara 56 Wajah bersinar dikirimi cahaya Diberi dengan suka cita Karena kau
[Puisi] Kuyun Menangis
[Puisi] Kuyun Menangis Nurissma Suardi Putri Hei penghisap darah bumi angkat tanganmu atau kau akan mati terbunuh kini pajak bukan sekedar pajak
Satu Tambah Satu Sama Dengan Cinta
[Cerpen ] Satu Tambah Satu Sama Dengan Cinta Eni Penalamni Bulan akhiran ber-ber sudah menjadi bulan persiapan banyak ember. Musim penghujan sebab
[Puisi] Kelem Beguru
[Puisi] Kelem Beguru Zuliana Ibrahim Kelemni nge i édangi i atas ni talam pengharapen i tutung wan doa’a-do’a jeb waktu jeb jengkal
[Puisi] Kucari Sampai ke Cina
[Puisi] KUCARI SAMPAI KE CINA Fauzan Azima Suara burung bersahutan Dari sisa belantara hutan Pada ranting dan dahan Tupai betina dan jantan
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- …
- 100
- Berikutnya