Kepatuhan

oleh
Drs Jamhuri (foto:tarina)

Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Cerminan Kepatuhan, Ada pertanyaan yang dahulu sering dilontarkan baik dalam kuliah atau juga dalam seminar-seminar hukum, pertanyaannya adalah : Apakah kita behenti di lampu merah karena lampu merah, atau karena takut sama polisi yang akan menilang atau juga karena ramainya orang atau kenderaan yang berlalu dari arah lain ?

Dapat ditemukan dua jawaban dari pertanyaan tersebut, pertama jawaban dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepatuhan yang masih rendah, dan yang kedua adalah dalam masyarakat yang tingkat kepatuhannya lebih tinggi.

Dalam masyarakat yang memiliki kepatuhan yang lebih rendah memaknai berhentinya di lampu merah dikarenakan adanya polisi dan adanya yang melintas pada saat lempu merah, tidak tergantung pada lampu merahnya sendiri.

Sedangkan pada masyarakat yang kedua mereka patuh pada lampu merah karena lampu merah sebagai tanda berhenti baik karena ada polisi, tidak adanya orang yang lalu dari arah lain ataupun ada orang yang menyeberang dari arah lain.

Bila kita melihat kepatuhan dalam dua masyarakat di atas dari sisi waktu maka masyarakat kelompok pertama tidak mengenal adanya waktu baik siang atau malam, karena pada malam hari tidak adanya orang atau kendaraan yang melintas maka lampu merah tidak mempunyai makna apa-apa, sehingga dalam masyarakat seperti ini selalu mengganti lampu merah dengan lampu kuning sebagai peringatan ke hati-hatian, artinya juga, artinya juga dalam masyarakat pertama ada kesan masyarakatnya sulit diatur sehingga pertimbangan baik dan buruk diserahkan kepada pertimbangan individu masing-masing.

Kemudian pada masyarakat kedua tidak juga mengenal adanya waktu, namun sangat terikat dengan simbul lampu merah, apakah siang atau malam asalkan lampu merah mereka akan berhenti.

Dalam masyarakat yang seperti ini pertimbangan tidak diserahkan kepada individu tetapi menjadi kontrol oleh pemerintah dan fungsi pemerintah dalam semua sisi kehidupan sangat melekat, karenanya apabila terjadi eksiden atau kecelakaan tindakan pemerintah sangat cepat, dan pemerintah merasa bertanggung jawab apabila eksiden yang terjadi disebabkan oleh pasilitas negara.

Saya melihat bagaimana tingkat kepatuhan para pekerja di rumah sakit Lam Wah EE Pulau Penang, mereka melaksanakan tugas mereka dengan penuh kepatuhan, mereka bukan karena pekerjaan menuntut mereka bekerja tetapi karena mereka memang pekerja, claning service membersihkan lantai bukan karena lantainya kotor tetapi mereka mengerjakan tugasnya walaupun menurut kita sebenarnya belum perlu dibersihkan.

Itulah makna kepatuhan bagi mereka. Saya tidak tahu apakah dokter-dokter yang bekerja di Hospital ada membuka jam atau ruang praktek di luar hospital, tapi yang jelas mereka duduk di tempat kerja mereka mulai dari jam pagi setelah melihat pasien mereka di ruang inap sampai jam 17.00 sore.

Tidak ada ranjang untuk berbaring pasien di ruang dokter, para dokter pekerjaannya menganalisis hasil dari ruang pemeriksaan sesuai keperluan pesakit dan penyakit.

Logika Kepatuhan Hukum Agama
Sebuah kajian awal tentang Hukum Islam atau lebih tepatnya disebut dengan Hukum Syar’i, yang dimulai dengan pertanyaan apakah manusia dapat mengetahui sesuatu itu baik dan sesuatu itu buruk dengan akalnya atau mengetahui sesuatu itu baik atau buruk dengan diutusnya Nabi (sebagai penjelas baik buruk dan buruk yang termaktub di dalam kitab al Qur’an).

Golongan mu’tazilah mengatakan bahwa akal manusia mampu mengetahui baik buruknya sesuatu dengan akal tanpa memerlukan kepada penjelasan dan pengutusan Nabi, tetapi fungsi Nabi adalah memberi tau baik dan buruk untuk selanjutnya akan diberikan sanksi buruk bagi pelaku perbuatan buruk dan memberikan balasan baik bagi yang melakukan kebaikan, namun kalau tidak diutus Nabi maka tidak ada balasan baik dan buruk dan buruk.

Menurut golongan Asy’ariyah dalam penentuan baik dan buruk akal manusia tidak mempunyai peran tanpa diutusnya Nabi. Karena itu peran Nabi dengan tugasnya sangat dibutuhkan oleh manusia di samping untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk untuk kebutuhan sebagai individu juga untuk kebutuhan beribadah kepada Tuhan.

Dua logika atau pola pemahaman Mu’tazilah dan Asy’ariyah di atas dapat kita jadikan sandara dalam memahami fenomena sebagaimana telah diuraikan ketika memaknai kepatuhan.

Dalam kelompok masyarakat pertama tampak tidak banyak menggunakan logika yang inovatif, sehingga hal-hal yang ditimbulkan berdasarkan logika, akal atau pengetahuan tidak secara serta merta dilaksanakan dan dipatuhi, karena logika dasar yang berdasarkan adat dan pembelajaran agama secara klasik lebih mudah mereka ikuti.

Sedangkan untuk masyarakat kedua yang lebih tepat kita padu dengan logika mu’tazilah menyikap apa yang dihasilkan berdasarkan inovasi akal lebih mudah diterima dan diamalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pemahaman ini tercermin dalam kepatuhan terhadap lampu merah sebagai tanda berhenti, hijau tanda boleh jalan dan lampu kuning sebagai kehati-hatian. Dan bukan dipahami lampu merah sebagai tanda berhenti bila ada orang atau kendaraan lain yang melintas.

Kepatuhan Seharusnya
Memperhatikan makna kepatuhan di atas, maka sudah seharusnya kita dapat memilih bentuk kepatuhan yang mempunyai landasan dan pemahaman logis.

Kenapa ini penting tentu karena pertambangan bahwa kepatuhan tidah hanya melihat pada akibat yang ditimbulkan, karena sangat boleh jadi ketidak patuhan kita tidak berkibat buruk dan juga kepatuhan kita juga tidak menimbulkan kebaikan. Walaupun demikian kepatuhan harus ditegakkan dalam kondisi apapun, sebab bila tidak demikian maka kita akan sulit menemukan makna kepatuhan yang sebenarnya, dan kita akan merasa kesulitan berhadapan dengan mereka atau tempat yang sudah menegakkan kepatuhan yang sebenarnya.

Jawaban yang mendasar adalah mulailah kepatuhan terhadap diri sendiri dan yang yakinlah bahwa Tuhan menilai manusia bukan pada akibat yang ditimbulkan tetapi Tuhan menilai manusia dari kepatuhan itu sendiri.

*Penulis adalah dosen Fakultas syari’ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.