Rumah Sakitku Sedang Tidak Sehat

oleh

Oleh : Kenara Seni*

“Melihatmu terbaring sakit membuat hatiku terasa remuk redam, kskasih. Ingin sekali aku menggantikan dirimu yang sedang sakit. Semoga engkau cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.”

Saat tubuh kita mengalami sakit, obat dokter dan rumah sakit menjadi rujukan di kepala. Itu sebagi usaha, agar Allah SWT memberi kesehatan kembali seperti sedia kala.

Rumah sakit memang diperuntukan bagi pasien yang sakit, dirawat dan menunggu kesembuhan.

Fenomena membludaknya pasien di RSUD Datu Beru Takengon akhir-akhir ini menjadi fenomena baru, kenapa? Mungkin karena kapasitas kamar sudah penuh atau penanganan medis yang lambat. Asumsi itu, kerap terlintas dalam pikiran kita.

Miris rasanya saat membaca pemberitaan di media yang mengisyaratkan masalah internal, menyangkut masalah upah. Hal ini sangat tidak menyehatkan.

Sekedar mengingatkan, upah dalam Islam dibangun atas dasar konsep keadilan atau prinsip kebersamaan untuk semua, sehingga semua pihak memperoleh bagian yang sah dari produk bersamanya tanpa adanya sikap zalim terhadap yang lain. (Afzalurrahman, 296).

Juga, nilai keadilan yang bersumber dari Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dimana manusia yang membagi harus memiliki rasa kemanusiaan agar manusia sebagai mahkluk sosial mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Apresiasi terhadap pejuang kesehatan, medis dan tenaga medis di RSU Datu Beru sangat kita banggakan.

Tapi tatkala terdiagnosis, ada gejala kanker ganas di dalam tubuh mereka, apakah amputasi atau kemoterapi yang menjadi pilihan?

Sehat itu mahal begitu kata pepatah, mari kita mengabdi dan membangun negeri di atas awan ini dengan semangat dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Pantan Terong, 4 Oktober 2023

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.