Oleh : Zab Bransah
Malam dingin
angin menusuk kalbu
menembus pori-pori
larut
menenggelamkan jiwa pada cinta
menyepi pada diri
untuk menyatu pada kepatuhan
ingin kurasakan lagi angin
menitip rinduku pada Zulia
Nyanyian itu begitu berkesan
indah nan bulan
bayangan rindu terhadang
di awan berbalut
untuk menepi di hati
Kuta Puisi Langse Nusantara Kuala Langsa, 9 2 2018
Biru Desember Kelabu
ada tenda biru
tiada lagi cinta di kampus biru
laut pun membiru memantulkan langit biru
semuanya membiru
aku teringat teman-teman pakai celana biru
dikisah cinta sma dulu
semuanya membiru walau tidak jadi diburu karena ada jas biru
perlahan semua menjadi cacatan tinta biru
di negeri salasari kain diberikan dengan warna biru
anak-anak senang pakai yang biru-biru
sebab ada warna biru dimasukkan dalam buku tabanas biru
juga bagi anak yatim-piatu mendapat yang berwarna biru
walau sepotong kain celana biru untuk mencari ilmu
dan semuanya tidak jadi halangan berhobby
sebab semuanya galak warna itu
kalau bisa bersatu demi tanah leluhur yang biru
*Dari Antologi Puisi Catatan Zulia, 2 Des 2013
Zab Bransah, lahir di Pidie pada tanggal 6 Juli 1964. Ia adalah salah seorang alumni dari Pascasarjana FKIP Universitas Syiahkuala Banda Aceh. Kini tinggal dan mengabdi di kota Langsa.[SY]