TAKENGON-LintasGAYO.co : Dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah, yang menjadi daerah pertanian, saat ini membutuhkan laboratorium tanah, untuk meningkatkan produksi hasil pertaniannya.
Hal itu disampaikan Owner Asa Coffee, Armiyadi saat bincang-bincang terkait sistem pagar kopi Gayo, Rabu 23 April 2025.
Menurutnya, cara konvensional terhadap pengolahan lahan perkebunan kopi di Gayo, belum dapat meningkatkan hasil produksi.
Begitu juga dengan sistem pagar, yang sudah kita lakukan, meski hasilnya 3 sampai 4 kali lipat lebih banyak dari sistem konvensional, namun jumlah produksinya masih kalah dari sistem pagar di Brazil.
“Di Brazil, dalam satu hektar kebun kopi sistem pagar mampu menghasilkan 6-7 ton grean bean. Kita sudah coba, namun masih diangka mendekati 2 ton untuk kopi umur 4 tahun,” terang Armiyadi.
Di Brazil kata dia, setiap blok perkebunan hampir memiliki laboratorium tanah, yang berfungsi untuk menganalisis berbagai aspek tanah, mulai dari kandungan nutrisi, sifat fisik, kimia, hingga kandungan biologi.
“Hasil analisis ini digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menentukan kebutuhan pupuk, memperbaiki kualitas tanah, memantau kontaminasi, dan mendukung penelitian terkait tanah, dalam upaya peningkatan produksi,” terangnya.
Sementara, di Gayo kata dia, laboratorium tanah tidak tersedia. Petani kesulitan, menentukan perlakuan kepada tanahnya.
“Jadi, sekarang ini realitanya kan begini, saat ada petani A yang buah kopinya banyak di kebunnya, viral diposting di medsos minsalnya, lalu petani yang lain bertanya, apa pupuknya? Pasti gitu kan,” terang Armiyadi.
Padahal kata dia lagi, lokasi kebun petani A dengan penanya tadi, tidak berada di lokasi yang sama. Satu di Blang Gele satunya lagi di Datar.
“Pertanyaan sekarang, apakah tanah Blang Gele sama dengan tanah di Datar, dan apakah pemakaian pupuknya sama. Nah, disinilah peran laboratorium tanah diperlukan,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, hasil analisis tanah digunakan yang sudah diuji di laboratorium itu kata Armiyadi lagi, juga untuk menentukan jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh optimal.
“Laboratorium tanah juga dapat melakukan analisis untuk memetakan kesuburan tanah di suatu wilayah, yang berguna untuk perencanaan pertanian yang efektif,” tambahnya.
Sebenarnya kata dia, laboratorium tanah tidak hanya berguna bagi petani kopi saja, melainkan petani lainnya seperti holtikultura.
“Ini kan menyangkut hajat hidup orang banyak, dan saya yakin Pemerintah Kabupaten tahu itu, hanya saja saya sudah pesimis apakah mereka akan hadir dalam upaya ini. Entahlah,” tandasnya.
[Darmawan]