Lini Serang Dihuni Avengers, Prancis dan Brazil, Dua Tim Terbaik PD 2022

oleh

Oleh : Teuku Fadli*

Setelah dua laga Piala Dunia, tak pelak lagi
Brazil dan Prancis adalah tim terkuat di Piala Dunia kali ini.

Kekuatan dua tim ini ada di lini serang yang sangat baik, sangat agresif dan sangat cepat juga penuh dengan teknik dan sangat variatif serta kreatif membongkar pertahanan lawan.

Tersebut Vini, Richarlison, Rodrygo, Raphinha, Jesus (saya tidak menyebut Anthony karena memang badut dia rupanya sudah betul kritik untuk dia). Sayang sudah minus Neymar yang baru bisa main lagi nanti di 16 besar.

Di Prancis, absennya Benzema, Pogba, Kante, Nkunku dan beberapa pemain penting lain karena cedera tak membuat kekuatan lini serang Prancis melemah.

Keberadaan Mbappe, Giroud, Griezman, Dembele, Coman, Hernandez dan Thuram, lebih dari cukup untuk membuat siapapun lawan Prancis untuk gemetar.

Mengapa mereka begitu kuat?

Dengan lini serang seperti itu mereka didukung pula oleh breaker terkemuka, bahkan bisa dikatakan terbaik di dunia saat ini. Casemiro di Brazil dan Tchouameni di Prancis.

Dua pemain ini dalam dua laga dapat segera mereduksi serangan balik lawan dengan baik.

Kondisi seperti ini membuat empat back mereka tak perlu susah-susah membantu serangan.

Dua penyerang sayap mereka tersedia selalu untuk menerima bola dan mampu melakukan pertarungan 1 lawan 1 dengan pertahanan lawan.

Buat Dembele, Mbappe dan Vinicius bahkan mereka bertarung 1 Vs 2 atau 1 Vs 3 atau lawan Swiss semalam, Vinicius beberapa kali bertarung 1 Vs 4.

Nah nikmat Tuhan mana lagi yang mau di dustakan oleh penggemar Prancis dan Brazil?

Dengan lini serang layaknya superhero Avengers Marvel saya tak ada lawan yg tak mungkin dibobol oleh mereka. Semua tim mungkin di bobol oleh mereka.

Tim Prancis dan Brazil tak perlu mencari pemain dengan keseimbangan.

Sudah umum bahwa tim sepakbola moderen mencari para pemain yang punya daya serang dan kuat bertahan dan bisa bermain di beberapa posisi.

Pemain bertipe ini punya kelebihan yang menguntungkan tim.

Akan tetapi, mereka juga punya kekurangan sangat besar dalam pencapaian sepakbola.

Dua peran sangat bertentangan, bertahan dan menyerang. Ini membuat mereka tak mencapai kemampuan spektakuler dalam salah satu bakat itu.

Kecuali Roberto Carlos dan Cafu, saya tak melihat pemain yang seimbang mampu tampil di beranda depan dunia sepak bola.

Dengan kemampuan serba bisa, para pemain ini tak akan jadi Ronaldo, mereka
tak akan mencapai kualitas Messi dan Zidane.

Mereka bagus tapi sekedar jadi bintang biasa saja. Nah Brazil dan Prancis ketiban bakat-bakat besar era ini.

Vinicius dan Mbappe bisa memaksa hampir 3 pemain lawan untuk berkonsentrasi terhadap mereka. Sehingga para pemain tengah sudah berkurang bebannya. Pemain bertahan pun bisa fokus 100% untuk bertahan.

Ini terlihat di Brazil. Di Prancis, Theo sekali-sekali menyalurkan naluri menyerangnya.

Ini membuat tim Prancis dan Brazil kelihatan sebagai tim yang cukup seimbang karena lini serang bisa diandalkan.

Lini belakang bisa fokus saja bertahan. Tim seperti ini akan sulit dihadapi.

Satu lawan satu buat Mbappe, Dembele, Vinicius, Rodrygo nggak usah lah dicoba-coba.

Tim lawan jika memberi lapangan barang 20 meter saja untuk mereka langsung hidupkan mesin F1 meninggalkan pemain lawan.

Bahkan semalam Vinicius melakukan sprint pendek tak terkejar. Ini sebuah peningkatan kecepatan yang mengagumkan.

Tinggal bagaimana Giroud dan Richarlison saja. Giroud sudah cukup pengalaman menghadapai berbagai situasi. Richarlison masih sering andalkan tenaga mudanya.

Dan untuk Brazil bagaimana cara 2 pemain Arsenal yang selalu starting di lini depan itu bermain sebagaimana layaknya para pemain samba bermain.

Malu lah sedikit ditonton Phenomenon, Cafu, Kaka, Carlos.

Jangan lemah dan inferior. Harus kuat dan superior.

Kalian pakai baju kuning dgn 5 bintang di dada. Bukan pakai baju merah putih pesakitan liga Inggris.

Buat tim pelatih dan Psikolog tim Brazil, Anthony itu perlu diterapi. Sadarkan dia ini laga sepak bola piala dunia. Bukan lagi main di pasar malam nonton sirkus. Jangan jadi Pogba jilid 2.

Selamat lah bagi para fans Brazil dan Prancis. Kalian punya tim dengan materi hebat dan seimbang.

Tangoku menunggu “manok agam saboh” pensiun dulu, baru menata kembali masa depannya. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.