Mengapa Ronaldo Kwateh Tak Pantas Main di Timnas?

oleh

Oleh : Teuku Fadli*

Alasan kenapa saya membahas pertandingan Timnas vs Curacao di artikel sebelumnya, adalah Ronaldo Kwateh yang dibahas di status Win Wan Nur.

Ronaldo Kwateh, saya melihatnya bermain bersama timnas senior dan tim U-19.
Dan sayangnya, saya juga melihatnya di iklan-iklan yang menurut saya terlalu cepat. Yang mana, bahkan Marselino tak setenar dia.

Ketika Kwateh main di kejuaraan, saya melihat dia biasa aja. Walaupun dia buat gol untuk tim senior.

Lalu ada kualifikasi di tanah air. Saya sudah mulai mengatakan dia tidak layak.

Dan jelas, di pertandingan yang dia mainkan, dia menjadi titik timpang lini serang timnas.

Mengapa? Ini pernah saya katakan di status facebook saya.

Ketika timnya main dengan kecepatan, Ronaldo Kwateh malah menurunkan kecepatan tim.

Dia jadi galau dalam serangan timnas U-19, yang membuat saya berprasangka buruk bahwa STY sudah “berdamai” dengan federasi dan mengikuti “kearifan lokal” federasi kita soal titip-menitip pemain.

Waduh…..
Rupanya media juga menduga seperti itu, tapi yang mereka tuduh bukan Ronaldo, melainkan anak seorang exco bernama Teuku Razza yang penampilannya sewaktu diberi kesempatan begitu impresif.

Nah, mungkin STY atau federasi melihat kualitas Kwateh. Tapi, bagi saya Kwateh bukanlah materi yang cocok buat timnas di era rezim STY.

Rezim ini bercorak cepat-cepat dan cepat
sementara Kwateh ini stylish dan tak cepat.

Andai STY mau timnas main seperti Barca tempo dulu, mungkin Kwateh akan cocok masuk tim STY.

Tapi kita lihat kemarin, bagaimana timnas senior bermain.

Kalau dia dipasang di tim ini, jelas Kwateh akan menjadi beban lini serang timnas.

Terus kenapa Marselino cocok?

Marcelino…..adalah masa depan.

Dia visioner dan berbakat

Dia Pemimpin yang tenang, tokoh utama yang dihormati, punya skill yang jelas di atas rata-rata, serta mampu terlibat dalam tim, baik itu yang bercorak lambat ataupun cepat.

Malam ini Marselino juga membuktikan bahwa usia 18 tahun sudah cukup buat dia melakukan aksi-aksi bagus bersama para senior.

Dia mendapatkan bola karena karakter dan kharismanya.

Tak percaya bahwa sulit mendapatkan kepercayaan seperti itu? Lihat saja seperti yang dialami Ramadhan U – 19 yang turun di babak 2.

Dia dimarahi senior sehingga tak berkembang dan tak dibagi bola, sampai harus ditarik kembali.

Marselino ini pengecualian, dia dibutuhkan oleh tim dengan skema apa saja.

Disitulah perbedaan Marselino dan Kwateh.

Kualitas Marselino lebih dari cukup untuk menutupi kecepatannya. Sedangkan kualitas Kwateh tak cukup menutupi kekurangan kecepatannya.

Ada bagusnya Kwateh istrirahat dari timnas sementara waktu.

Dia masih muda, memaksakannya akan membuat tempat dia di klub juga berantakan.

*Pengamat Sepak Bola

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.