Di Bully Warganet Usai di Razia Polisi, Ini Penjelasan Hesti

oleh

 

TAKENGON-LintasGAYO.co : Viralnya video seorang siswi yang beredar Jum’at 9 Nopember 2017 saat terjaring razia Zebra di Paya Tumpi Takengon (Rabu 7 Nopember 2017) di dunia maya banyak menuai respon negatif dari para warganet.

Hal ini cukup membuat Reni Hesti Mentari terpukul. Hingga beberapa hari mengurung diri di kamar.

“Sudah dua hari ini dia tidak tidur, terus menerus menangis hingga matanya sembap, saya khawatir takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” kata Ruaida, ibu Hesti, Sabtu malam, 11 Nopember 2017.

Diceritakan ibu Hesti, tiap beberapa menit ibu Hesti mengeceknya ke kamar, khawatir karena ia terus menerus mengurung diri tidak ingin beriteraksi dengan siapapun.

Hesti yang ditemui oleh LintasGAYO.co terus menerus menunduk dengan muka murung dan mata sembap.

“Saya hanya membela hak saya,” kata Hesti.

Kejadian ini bermula kata siswi berprestasi sejak SD ini ketika ia meminta izin kepada pihak sekolah untuk membuat rekening bank dan sekolah mengeluarkan surat izin.

Ketika ia pulang ke rumah untuk mengambil segala keperluan pembuatan buku rekening, iapun terjaring razia di kawasan Paya Tumpi menuju Jalur Dua Paya Tumpi.

“Ketika itu pak polisi minta STNK, dan menjanjikan jika STNK sepeda motor yang saya kendarai masih hidup, maka saya akan dibebaskan,” terang Hesti.

Maka Hesti pulang ke rumah berjalan kaki dengan jarak sekitar beberapa ratus meter dari lokasi razia untuk mengambil STNK yang tertinggal.

Namun ketika STNK telah diberikan kepada polisi yang bertugas, iapun ditanyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Karena tidak memiliki SIM dan berpegang pada sosialisasi dari kepolisian tentang aturan berlalu lintas kepada para pelajar yang mengatakan pelajar boleh tidak memiliki SIM asalkan melengkapi STNK, helm dan sepeda motor tanpa modifikasi.

“Sudah ada sosialisasi ke sekolah dari kepolisian membolehkan pelajar boleh tidak menggunakan SIM, jadi kenapa masih menanyakan SIM,” kata Hesti merasa dipermainkan.

“Makanya saya berontak,” tegas Hesti membela haknya.

Begitupun, Hesti mengakui salah atas sikapnya ketika tersulut amarah ketika itu.

“Karena itu, Insya Allah hari Senin saya akan membacakan sumpah pemuda juga meminta maaf kepada seluruh siswa juga dewan guru MAN 1 Aceh Tengah dengan beredarnya video ini. Juga menjelaskan kronologi kejadian,” ujar siswi MAN 1 Aceh Tengah ini.

Penuturan Hesti kembali ditimpali sang ibunya yang menegaskan jika sifatnya anaknya sebenarnya lemah lembut dan ceplos-ceplos. Namun menjadi sangat keras jika merasa dirinya di posisi yang benar serta cepat minta ma’af jika salah.

“Dia memang begitu sifatnya,” ungkap Ruaida seraya memgucapkan terimakasih kepada teman-teman dan guru Hesti yang menyambangi rumahnya memberi dukungan moril kepada anaknya.

“Alhamdulillah kawan-kawan dan beberapa gurunya juga sudah datang memberi dukungan moral kepada anak saya, bahkan ada yang sengaja menginap di rumah saya menemani Hesti. Sedikitnya sudah membuatnya lebih tenang,” ungkap Ruaida.

Usai mendengar keterangan Hesti dan ibunya, media ini mengkonfirmasi Kapolres Aceh Tengah, Hairajadi melalui pesan singkat ke ponselnya, namun tidak dibalas hingga terbitnya berita ini. [Zuhra Ruhmi | Kh]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.