Takengon-LintasGayo.co : Demam batu mulia jenis akik dan giok di Gayo dalam beberapa waktu terakhir terlihat turun. Keadaaan ini tidak seperti awal-awal ditemukannya batu mulia di Gayo dimana peminatnya merambah ke semua kalangan.
Pebisnis batu mulia di Gayo Edi Linting mengakui hal itu. Namun dia mengatakan bahwa, batu-batu mulia di Gayo tetap diminati oleh pecinta batu dari luar daerah.
“Demam turun betul, tapi batu-batu kita tetap diminati di luar daerah, tentu yang diminati bukan batu asal, tapi batu-batu berkulitas super atau dalam kata lain bermineral tinggi, yang harganya cukup fantastis,” kata Edi Linting, Selasa 18 Agustus 2015 di Takengon.
Banyak anggapan kata Edi lagi, bahwa Gayo sudah kehabisan stok batu mulia kelas wahid. Namun dia menyangkal hal itu.
“Tidak benar batu mulia di Gayo kehabisa stok. Saya masih sering membeli batu-batu kelas satu dari petani batu di kawasan dimana batu mulia ini ditemukan di Gayo,” ucapnya.
Senada dengannya, pebisnis lainnya Edi Tebe mengutarakan hal sama. Dia menilai, turunnya demam batu mulia di kalangan masyafakat Gayo saat ini karena batu-batu yang berkualitas harganya tidak terjangkau.
“Pecinta batu mulia merupakan minat khusus, tidak semua orang mau membeli sebuah cincin giok dengan harga puluhan juta. Intinya peminatnya khusus,” terang Edi Tebe.
Dia mengatakan, saat ini event pacuan kuda tradisional Gayo tengah berlangsung di lapangan Belang Bebangka. Biasanya, kata Edi Tebe lagi permintaan terhadap batu mulia Gayo akan kembali ada dari wisatawan hang berkunjung menonton pacuan kuda.
“Beberapa bulan ini memang saya hanya menerima pesanan dari pembeli di luar daerah, tapi biasanya saat pacuan kuda sambil berwisata peminat batu mulia akan mulai mencari barang yang akan dijadikan okeh-oleh,” demikian Edi Tebe.
(Darmawan Masri)
