Gerakan Menolak Korupsi Melalui Puisi

oleh

banner puisi menolak korupsiSolo-LintasGayo.co : Penyair Indonesia kembali akan menerbitakan buku yang bertema “Puisi Menolak Korupsi Jilid 4; Ensiklopedia Koruptor”. Dalam rilisnya Koordinator “Gerakan Puisi Menolak Korupsi” Sosiawan Leak menjelaskan selain perampas hak ekonomi rakyat, korupsi adalah perampok hak sosial masyarakat.

“Inilah kenapa korupsi setimpal disebut sebagai kejahatan luar biasa, yang proses penanganannya pun harus dengan cara luar biasa pula, baik saat pencegahan maupun kala penindakan,” tulis Sosiawan Leak.

Jika untuk pencegahan, lanjut Sosiawan Leak, telah diamanatkan oleh undang-undang agar mengepung virus korupsi lewat jamaah warga negara yang berhati nurani, maka saat penindakannya pun ia musti dikeroyok oleh seluruh lembaga penegak hukum berikut perangkat perundang-undangan yang berpijak kepada kebenaran.

Semua upaya harus ditempuh agar memberi efek jera bagi pelaku di samping untuk menyelamatkan harta negara hasil jarahannya, serta guna memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Sosiawan Leak juga menyayangkan vonis terhadap sejumlah terpidana kasus korupsi masih jauh dari rasa keadilan rakyat dan tidak menyentuh harapan masyarakat yang selalu bermimpi agar korupsi mati. Kalau bukan lantaran lembaga penegak hukum yang lembek, kerap kali hal itu akibat dari pasal-pasal perundang-undangan yang ditelikung atau dibancikan oleh sebagian kalangan.

Terkait eksistensi karya sastra terutama puisi disinilah posisi dan fungsi penerbitan antologi “Puisi Menolak Korupsi Ensiklopedia Koruptor” yang sudah memasuki jilid ke-4 dirancang dan diproporsikan. Meski tak berpotensi menyandang fungsi penindakan dalam kasus korupsi, namun program penerbitan ini bakal mengusik beban psikhologis para koruptor yang selama ini diganjar dengan hukuman yang kurang sepadan.

Program ini juga diharapkan mampu mengirim sinyal peringatan kepada calon koruptor lainnya agar berpikir ulang jika hendak melakukan tindak korupsi. Sebab puisi-puisi dalam program penerbitan antologi ini akan mencatat riwayat mereka lewat beragam sisi dan sudut pandang, jika mereka nanti terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan korupsi.

Dalam ranah ketatanegaraan program ini merupakan dukungan konkret warga terhadap kebijakan negara yang tengah dilemahkan. Lewat perspektif kebudayaan hal itu juga merupakan ekspresi sosial yang merepresentasikan kebenaran moral untuk merebut kembali rasa keadilan rakyat dalam wujud laku kreatif yang bermuatan data, etika, dan estetika.

Lebih lanjut terkait teknis penerbitan Antologi “Puisi Menolak Korupsi Jilid 4; Ensiklopedia Koruptor” yang sudah diwacanakan dan di sosialisasikan kepada para penyair Indonesia sejak awal tahun 2015 ini, Sosiawan Leak menjelaskan program ini bersifat independen, nirlaba, serta berdasar kemandirian individu yang menjunjung tinggi kebersamaan. (Salman Yoga S)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.