Pahala dan Dosa, Dimanakah Kini Berada?

oleh
Ilustrasi. (ummi-online)

*Ida Nusraini

Ilustrasi. (ummi-online)
Ilustrasi. (ummi-online)

ALKISAH, ini cerita tentang tokoh protagonis bernama Pahala, dan tokoh antagonis bernama Dosa. Keduanya demikian populer, dibicarakan dimana-mana. Pahala terkenal dengan kebaikannya, sebaliknya Dosa dengan keburukannya. Keduanya adalah kembar tidak identik yang sungguh jauh perbedaannya. Selalu bertolak belakang. Semua pekerjaan selalu dikaitkan dengan mereka. Semua pikiran dipertimbangkan atas keduanya. Para ayah senantiasa menceritakan mereka berdua kepada anak-anaknya, para ibu membisikkan lakon mereka ditelinga putra-putrinya, para guru juga membahasnya bersama murid-muridnya. Pemimpin membicarakan mereka dengan bawahannya. Sahabat mengkajinya bersama teman-temannya. Hampir tidak ada orang yang tidak mengenalnya. Luar biasa. Keduanya bagai selebriti yang dibicarakan dimana-mana.

Siapa Pahala dan Dosa?
Pahala, sosok yang demikian disukai diseluruh dunia, Semua yang membicarakan Pahala, berusaha dekat dengannya, termotivasi dengan kebaikannya. Pahala senang bergaul dengan kebaikan, orang yang rajin beribadah, bersedekah, menuntut ilmu, membantu orang lain, menghormati sesama,memelihara kebersihan, taat dan berbakti kepada kedua orang tua, dan semua kebaikan diatas dunia,  Pahala senantiasa mengiringinya. Jangankan perbuatan baik, baru niat saja pahala sudah hadir bersamanya. Bergaul dengannya membuat siapa saja merasa tenang dan bahagia. Tidak pernah kecewa.  Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan berjanji memasukkan siapa saja yang berteman dengannya ke syurga. Amazing bukan? Tokoh lintas dunia, bahasa kerennya.

Bagaimana tidak tertarik dengan Pahala? Yang baik-baik identik dengannya. Sebut saja malaikat, makhluk mulia yang terkenal dengan ketaatannya pada Allah, atau Bidadari, makhluk tercantik sepanjang sejarah penciptaan alam semesta. Belum lagi syurga, yang lapis-lapisnya berisi kesenangan tak terbayangkan oleh khayalan setinggi apapun.

Lalu siapa pula itu Dosa? Wuiiih.. tokoh jahat ini amat tidak layak dijadikan teman. Tidak ada satupun yang menyukainya, orang-orang bergidik ngeri walau hanya mendengar namanya. Tidak ada satu kebaikanpun melekat padanya. Berzina, mencuri, berjudi, berkhianat, tidak senang dengan kebahagiaan orang, licik, jahat… pokoknya dia tokoh dunia gelap yang sempurna. Orang baik tak sudi mendekat dan berteman, semua menjauh karena khawatir Dosa akan menyeretnya ke Neraka.

Dosa punya backing yang kuat bernama Syaithan, Raja Segala Durjana. Siapa saja yang berhasil digoda syaithan, maka dosa akan mengikutinya kemana-mana, sampai akhirat sekalipun.kecuali pelakunya memohon ampun dengan sungguh-sungguh kepada Allah Sang Pencipta.

Dalam percakapan manusia, Dosa dikenali untuk dihindari. Jangankan melakukan, mendekati saja sudah dilarang. Namun ada juga yang mengendap-endap mendekatinya, berteman akrab, bersahabat karib. Ada yang ketahuan, banyak juga yang tidak. Satu-satunya kebaikan Dosa adalah tidak punya bau, kalau punya..wah gawat… bisa-bisa tidak ada lagi yang mau mendekat begitu dosa sudah melekat.

Tidak ada hal yang menyenangkan tentang teman Dosa, malaikat kejam berwajah seram, panas dan siksa selevel neraka, ular besar, gergaji raksasa, darah, nanah, buah zaqqum,  air mendidih, bangkai, bau busuk dan hal-hal menyeramkan lainnya. Pokoknya yang masih berpikiran waras pasti tahu benar mengapa tidak boleh mendekati Dosa

Nah, sekarang dimana mereka berdua? Entahlah,sepertinya mereka mulai jarang dibicarakan dimana-mana. Hilang ditelan bumi. Raib dari peredaran. Malah banyak yang sudah lupa dan tidak mengenalinya. Seperti aktor aktris yang tidak laku lagi dipasaran. Pahala dan dosa bukan lagi topik menarik untuk dibicarakan. Para orang tua mengganti  topik mengenai tokoh-tokoh yang modern dan kekinian .Guru-guru juga sudah jarang menyebut Pahala dan Dosa dalam pelajaran. Para pemimpin juga mulai tidak mempedulikannya. Untuk apa? Toh itu urusan masing-masing, jangan mengganggu privasi gitu lho.

Mereka kalah populer dengan tokoh-tokoh yang “netral” dan tidak berpihak. Tidak baik seperti Pahala atau jahat seperti Dosa. Orang-orang tidak lagi merasa perlu mengaitkan segala sesuatu dengannya. Malah khawatir diasingkan, dicibir, diejek walau sekedar menyebutnya. Sok alim lah, bau syorga lah, ketinggalan zaman lah.

Padahal mereka masih ditempatnya, tidak pernah kemana-mana. Pahala masih identik dan dekat dengan kebaikan. Dosapun masih setia dengan kejahatan. Hanya saja mereka tidak lagi punya tempat dalam hati manusia. Asing, tidak dipedulikan. Mereka tidak lagi dijadikan alasan untuk mengerjakan sesuatu, tidak lagi menjadi pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Kasihan, pesona mereka pudar termakan waktu.

Demikan kisah tanpa happy ending tentang Pahala dan Dosa. Semoga suatu saat pesona cerita tentang mereka  kembali berkilau seperti sedia kala. Yah….tergantung kita, penulis, pembaca, penutur, pelakon cerita.[]

*Ibu rumah tangga, tinggal di Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.