Paisal, Ketua Gayo Musara Sumut Owner Tooke dan Boos Coffee yang Ingin Buat Urang Gayo Bangga

oleh

Nama Paisal, SE mungkin masih asing didengar di kalangan masyarakat Gayo, tapi tidak bagi urang Gayo yang tinggal dan menetap di Medan, Sumatera Utara.

Dirinya merupakan owner dari dua merek cafe coffee di Jalan STM, Medan Johor, Kota Medan, Sumatera utara, dengan merek Tooke Coffee dan Boos Coffee.

Kini, pria kelahiran Umang, Bebesen, Aceh Tengah, 7 Mei 1986 itu, beromzet puluhan juta dari 5 cafe coffee yang dia kelola yang semuanya berada di Kota Medan.

Paisal dalam wawancara bersama LintasGAYO.co, beberapa waktu lalu mengatakan, dirinya mulai merintis bisnis kopi di Kota Medan sejak 2014 silam.

Pada waktu itu, dirinya masih menyuplai kopi Gayo ke dinas-dinas di Pemerintahan Kota Medan.

“Alhamdulillah banyak kenalan dan teman di Pemerintahan Kota Medan, saya mencoba menawarkan kopi Gayo, dan berkembang sedikit-demi sedikit,” kata Paisal.

Melihat prosfek yang menjanjikan, akhirnya Paisal berinisiatif membuka satu cafe di kawasan STM, Medan Johor, pada 2014. Cafe itu diberi nama Tooke Coffee.

Setahun berselang yakni pada tahun 2015, melihat perkembangan yang cukup baik, Paisal pun kemudian membuka cabang Tooke Coffee.

Perkembangan dua cafe kopi yang dikelolanya, berkembang pesat. Di tahun 2016 lagi-lagi dirinya membuka cafe kopi, yang diberi nama Boos Coffee.

Hingga tahun 2025, Paisal sudah memiliki 5 cafe kopi, dengan 3 nama Tooke Coffee dan 2 nama Boos Coffee.

Paisal mengatakan, saat ini sekitar 2 ton grean bean habis dalam sebulan. Dia pun berujar, suplay kopi semuanya berasal dari Gayo.

“Kebetulan keluarga punya kebun sendiri, ditambah dengan beberapa kita beli dari petani di Gayo,” kata Paisal.

Disampaikan lagi, selain cafe Paisal juga menjual bubuk kopi. Dan menyuplai bahan baku ke beberapa kedai kopi di Kota Medan.

“Ada beberapa cafe di Medan saya yang isi kopinya juga. Saya juga ada sesekali mengirim kopi ke Malaysia dan Singapura dalam kapasitas kecil, karena saya fokusnya di cafe coffee,” ujarnya.

Saat ini, Paisal memperkerjakan lebih dari 100 karyawan. Dimana, sebagian besar dari karyawannya itu berasal dari Gayo.

“Ini sekaligus membantu urang Gayo yang kuliah di Medan. Banyak mahasiswa dari daerah kita, yang bekerja disini,” ujarnya.

Begitu juga gaji karyawan, Faizal memberinya sesuai dengan Upah Minimum Rakyat (UMR) Kota Medan.

“Kalau karyawan baru atau magang, gajinya 2 Juta yang sudah senior itu bisa mencapai 4 Juta perbulan,” terang Faisal.

Dalam bisnis kopi, bagi Faisal bukan hal baru. Sejak kecil, dirinya sudah melihat bagaimana bisnis kopi tersebut dijalankan.

Ayahnya, almarhum Ecek Wardi yang dikenal dengan Ecek Umang, merupakan toke kopi. Dia seangkatan dengan Pak Irham, dalam bisnis kopi.

“Ayah saya, memang toke kupi dulunya seangkatan dengan Pak Irham. Hanya saja ayah saya berhenti sejak beberapa tahun lalu, dan kini saya melanjutkannya,” ujar Paisal yang merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara ini.

Ditanya tujuan membuka bisnis kopi di Medan, Faisal menjawab tujuan utama untuk pengembangan ekonomi keluarga.

“Ekonomi keluarga, tentu yang paling dasar. Kemudian, saya berkeinginan membantu urang Gayo, karena karyawan yang bekerja disini sebagian besar mahasiswa dari Gayo. Mereka bisa bekerja sambil kuliah,” tegasnya.

“Kenapa kebanyakan urang Gayo yang jadi karyawan saya, karena kopi Gayo itu sudah besar, dan terbaik di dunia. Jadi yang membesarkannya harus orang kita sendiri,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah akan melakukan ekspansi usaha di luar Sumatera Utara, Faisal mengaku sedang melakukan perhitungan yang matang.

“Ada keinginan membuka cafe di luar Medan, yang sudah kita lirik yakni Jakarta. Namun, masih butuh perhitungan, semoga ini bisa terealisasi,” terang suami dari Mayasarah perempuan asli Kota Medan tersebut.

“Disamping itu kita ingin buat urang Gayo bangga, punya kopi dengan cita rasa terbaik di dunia,” ujarnya.

Selain berbisnis kopi, Paisal dalam beberapa waktu lalu, terpilih sebagai ketua paguyuban Gayo Musara. Sebuah organisasi urang Gayo di Sumatera Utara, yang selama ini lama vakum.

Lewat Gayo Musara, Paisal berkeinginan menjalin silaturahmi antar sesama urang Gayo di Sumatera Utara yang saat ini diperkirakan mencapai 11 ribu orang.

“Organisasi ini bukan bisnis, ini murni kegiatan sosial, sinte mate sinte murip urang Gayo di Sumatera Utara,” tegas ayah 4 orang anak ini.

Lain itu, lewat Gayo Musara, Paisal berkeinginan bisa menjadi wadah untuk membantu mahasiswa asal Gayo yang mengalami kesulitan.

“Tidak semua mahasiswa yang belajar kesini itu, ekonominya mapan. Maka lewat Gayo Musara ini, kita bisa memberi arah dan petunjuk, dan menggunakan relasi kita membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan,” tandas Paisal yang merupakan alimni SMAN 1 Bebesen (sekarang SMAN 1 Takengon) ini.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.