Oleh : Hajarussalam*
Menciptakan budaya positif di sekolah merupakan hal yang sangat penting untuk diwujudkan.
Melalui budaya positif akan menciptakan lingkungan positif, lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan sehingga membuat murid merasa betah ada di sekolah.
Terwujudnya lingkungan positif di sekolah ini dapat dilakukan melalui penumbuhan disiplin positif.
Disiplin positif dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran yang mengedepankan keyakinan kelas atau sekolah. Untuk itu murid haruslah memahami tentang keyakinan kelas atau sekolah.
Keyakinan kelas atau sekolah merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang berkembang tanpa membedakan suku, agama, ras, negara dan sebagainya.
Melalui keyakinan kelas ini diharapkan murid dapat memiliki motivasi internal dalam berperilaku baik.
Murid tetap melakukan perilaku baik bukan karena hukuman atau penghargaan, namun karena ingin menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan menjunjung nilai-nilai yang mereka yakini.
Berdasarkan Standar Pendidikan Nasional tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.
Dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif maka setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati bersama.
Untuk dapat menerapkan tujuan mulia tersebut, maka seorang pemimpin pembelajaran perlu berjiwa kepemimpinan sehingga dapat mengembangkan sekolah dengan baik agar terwujud suatu budaya sekolah yang positif sesuai dengan standar kompetensi pengelolaan yang telah ditetapkan.
Berikut cakupan budaya positif beserta penjelasannya :
1. Konsep Disiplin Positif, Langkah awal dalam menumbuhkan budaya positif di sekolah yakni menerapkan disiplin positif.
Disiplin positif adalah perilaku disiplin yang motivasinya berasal dari dalam diri siswa bukan karena hukuman atau hadiah.
2. Keyakinan Kelas, Keyakinan adalah nilai-nilai kebaikan atau prinsip yang disepakati bersama. Adapun yang dimaksud dengan keyakinan kelas yaitu seperangkat aturan kelas yang telah disepakati bersama.
Dengan membuat keyakinan kelas, siswa akan lebih bersemangat untuk melaksanakan prinsip atau nilai-nilai yang mereka buat
3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
a. Dalam ilmu psikologi, kebutuhan dasar manusia sangat mempengaruhi karakter, perilaku, dan tindakan seseorang.
Kebutuhan dasar manusia dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang diperlukan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologisnya.
b. William Glasser membagi kebutuhan dasar manusia menjadi lima hal, yakni kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima, kebebasan, kesenangan, dan penguasaan.
Posisi Kontrol
Dalam menerapkan budaya positif, guru berperan sebagai pemantau perilaku siswa. Guru bertanggung jawab dalam mengarahkan dan menuntun siswa ke jalan yang benar saat melakukan perilaku menyimpang.
Segitiga Restitusi
Keinginan untuk melakukan nilai-nilai baik dapat ditumbuhkan dengan konsep segitiga restitusi. Restitusi adalah upaya mendisiplinkan siswa dengan meminta siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya.
Segitiga restitusi terdiri dari tiga tahapan, yakni melakukan validasi terkait tindakan yang salah, menanyakan keyakinan, dan menstabilkan identitas.
*Kepala SMKN 1 Takengon