Lahirnya Para Doktor Baru di Gayo dan Komitmen Pengembangan SDM

oleh

Catatan : Abdiansyah Linge*

Pada tahun 2020 telah lahir beberapa cendekiawan di Aceh Tengah pada program doktoral. Lebih dari sepuluh doktor baru yang lahir dan siap mengabdi untuk Aceh Tengah, khususnya masyarakat Gayo. Secara normatif bertambahnya sumber daya manusia(SDM) kualifikasi doktor di Gayo akan memberikan dampak terhadap perkembangan pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM Aceh Tengah.

Lahirnya doktor doktor baru di Aceh Tengah bukanlah upaya yang lahir dengan sendirinya, ada perencanaan dan upaya dari pihak atau orang yang berfikiran maju ke depan untuk kemajuan masyarakat Gayo. Pada tahun 2017 diinisiasi oleh Almarhum Dr. Mahmud Ibrahim, MA dengan mengkoordinaksikan rencana melanjutkan pendidikan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon (STAIN GP) ke jenjang doktoral kepada ketua STAIN GP Dr.Zulkarnain, M.Ag serta didukung Pemerintah Daerah saat itu.

Rencana tersebut bukanlah retorika belaka, 13 dosen STAIN didukung secara emosional dan finansial dibuktikan dengan mendaftarkan pada Universitas Islam Negeri dan memulai proses pendidikan pada tahun ajaran 2016/2017.

Dukungan tersebut terus dilaksanakan sampai akhir hayat Alm. Mahmud Ibrahim. Sepeninggal Alm. Mahmud Ibrahim hilang dukungan finansial kepada 13 mahasiwa, sehingga harus berusaha secara mandiri untuk menyelesaikan pendidikan pendidikan dan bantuan biaya SPP dari STAIN GP, selebihnya mahasiswa bersusah payah menyelesaikan pendidikan sampai promosi doktor.

Poin dari lahirnya 13 doktor tersebut adalah upaya peningkatan kualitas masyarakat, khususnya masyarakat Gayo bukanlah sekedar dibidang fisik saja. SDM menentukan perkembangan masyarakat. Komitmen Alm. Mahmud Ibrahim dalam meningkatkan kualitas urang Gayo didorong semangat “cino” melihat urang Gayo tertinggal dalam kualitas bersaing pada era globalisasi saat ini. Semangat ini seharusnya menjadi dorongan bagi pengambil kebijakan.

Pemimpin negeri harus mensinergikan pembangunan SDM dan fisik agar masyarakat Gayo tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Perkembangan dan persaingan di masa depan lebih nyata. Tanpa ada persiapan untuk masa yang akan datang skenario terburuk bisa saja terjadi pada masyarakat Gayo. Stakeholder harus lebih fokus pada pengembangan pendidikan dengan perencanaan yang matang pada ranah praktis, bukan kebijakan artifisial yang semu dan tidak mendatangkan outcome produktif untuk masyarakat Gayo khususnya.

Selamat kepada seluruh doktor doktor baru untuk membangun daerah ke depan. Kemel terhadap gelar yang sandang dengan menjadi cendekiwan yang bermental membangun dan berkarya bukan mental ‘pelayan’ yang hanya tunduk pada adminstrasi pendidikan yang belum tentu membangun pendidikan itu sendiri. Semoga apa yang sudah dilakukan Alm. Mahmud Ibrahim dapat menjadi amal jariah bagi beliau. Amin

*Penulis adalah Pimpinan Dayah Maqammam Mahmuda, Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.