BANDA ACEH-LintasGAYO.co : “Ada tiga rahasia kopi Gayo enak,” kata Fikar W Eda setelah membaca puisi Sengkewe bersama rangkaian bunga kopi pada acara Pentas Puisi Maestro di Taman Budaya pada Sabtu, 28 April 2018.
Seniman nasional asal Tanoh Gayo ini menjelaskan, tiga alasan tersebut ialah karena kopi Gayo dinikahkan dengan resmi.
“Siti Kewe kunikahen ko urum kuyu, wih kin walimu, tanoh ken saksimu, matalo ken saksi kalammu. (Siti Kewe kunikahkan kau dengan angin, air walimu, tanah saksimu, matahari saksi kalammu, Gayo-Red),” kata Fikar membacakan puisinya.
Ini adalah mantra kopi yang dibacakan masyarakat Gayo ketika menanam kopi, jadi hasil kopi berasal dari pernikahan resmi sehingga menghasilkan aroma dan cita rasa yang baik.
Seniman yang kerap kali menggunakan kerawang Gayo pada setiap pementasannya ini juga menambahkan alasan kedua kopi Gayo enak adalah karena petani Gayo rajin mengeluarkan zakat.
“Karena dengan itulah apapun hasil alam akan memberi manfaat dan keberkahan,” kata pria kelahiran 8 Mei 1966 ini.
Selanjutnya karena kopi Gayo mendapat nutrisi dari kealamian danau Lut Tawar. “Setiap pagi kopi Gayo dihampiri oleh embun yang berasal dari proses hidrologi yang bersumber dari air danau Lut Tawar, dan kelamiannya diserap oleh bunga-bubga kopi,” pungkas alumni Program Pascasarjana Institute Kesenian Jakarta (IKJ) ini.
Kegiatan yang bertajuk sepiring mie Aceh, secangkir kopi Gayo bertalam giok Nagan ini turut dimeriahkan oleh Bengkel Musik Batas binaan Rahmat Sanjaya juga dihadiri oleh Wali Nanggroe Malik Mahmud, Wakil Gubernur Aceh periode 2007-2012 Muhammad Nazar, Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen Teuku Abdul Hafil Fuddin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Aceh, Teuku Ahmad Dadek, serta anggota DPRA Ismaniar.
Kegiatan ini bertambah meriah karena para pejabat dan undangan tak hanya menyampaikan kata sambutan tapi juga membacakan puisi.[Zuhra Ruhmi]
