BANDA ACEH – LintasGAYO.co : Even Gayo Alas Mountain International Festival (GaMIFes) 2018 yang direncanakan akan berlangsung pada 24 Agustus mendatang mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah DPD RI Rafly Kande.
“Satu sisi kita sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan Gayo keranah internasional, tetapi jangan sampai kegiatan tersebut hanya seremoni yang justru tidak berdampak apa-apa terhadap wilayah Gayo,” kata Rafli ketika menghubungi media ini pada Jumat, 8 Februari 2018.
“Jangan sampai Gayo Alas Mountain International Festival (GaMIFes) 2018 sama dengan even internasional Sabang Sail tahun 2017 yang lalu, menghabiskan belasan milyar dana tetapi tidak mempunyai indikator keberhasilan capaian,” jelasnya.
Rafli mengatakan kekayaan adat budaya dengan berbagai potensi alamnya haruslah menjadi prioritas utama, termasuk keterlibatan para pelaku budaya, seniman dan masyarakatnya.
“Jangan sampai kegiatan sebesar itu justru hanya dimonopoli oleh birokrat serta orang-orang tertentu saja dengan kapasitas yang tidak jelas,” kata Rafly yang mengaku pernah mengikuti dan meyampaikan hal yang sama dalam rapat GaMIFes di Kantor Gubernur Provinsi Aceh akhir Januari lalu.
Keempat wilayah yang masuk dalam kegiatan tersebut harus punya ikon yang bisa dikenal oleh dunia internasional, termasuk dengan pelibatan komunitas dan organisasi internasional yang bergerak dibidangnya.
“Jadi jangan hanya sekedar mampu menghadirkan orang banyak saja tanpa ada efek yang lebih luas terhadap wilayah dan ekonomi, parawisata serta masyarakatnya. Kalau hanya menghadirkan orang banyak yang jadi indikator, ya cukup dengan Pacuan Kuda Tradisional di Takengon saja yang setiap tahunnya mampu menghadirkan ribuan penonton,” kata personil Kande ini. [SY]
