Kutacane-LintasGayo.co : Komandan Kodim (Dandim) 0108/Aceh Tenggara menggelar rapat bersama, Dinas Pertanian Agara dan Kabulog Agara guna membahas lemahnya daya serap Bulog dalam membeli hasil panen padi dari petani.
Hal ini terindikasi adanya faktor lain yang dimainkan oleh para tengkulak dan pengusaha penggilingan padi yang nakal dalam memainkan harga padi dilapangan. “Sehingga membuat sebagian petani menjual hasil panennya kepada tengkulak,” kata Dandim 0108/Agara, Letkol Inf Yudiono, S.Ag, Senin 2 Nopember 2015, di Kantor Bulog Agara.
Dia menilai, masih lemahnya pemahaman petani dalam mendukung secara total program swasembada pangan nasional menjadi penyebabnya. “Program ini nukan hanya menitikberatkan pada peningkatan produksi, tetapi juga menjadi jaminan stabilnua harga. Jangan sampai ada pihak yang menjualnya ke oknum nakal, sehingga negara harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” tegas Dandim.
Untuk itu, Dandim berharap penyerapan gabah padi oleh Bulog sebagai bentuk dukungan dalam program swasembada pangan nasional dan menjaga stok beras nasional harus lebih maksimal, sehingga dampak impor beras bisa teratasi.
“Bulog juga harus dapat menjaga stabilisasi harga beras dipasaran, jangan sampai adanya lonjakan harga pada saat hari-hari tententu. Bulig harus dapat membeli gabah oetani sesuai harga dipasaran tanpa merugikan petani maupun kilang pado,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu turut diundang 25 orang pemilik kilang padi dan sejumlah kelompok tani di Agara.
Sejumlah pemilik kilang padi di Agara setuju atas apa yang dikatakan oleh Dandim 0108/Agara tersebut, pihaknya meminta Dandim dan seluruh jajarannya mengawasi setiap adanya bantuan yang masuk kepada kelompok tani. Baik pupuk dan benih, agar tidak terjadi penyalahangunaan oleh oknum tertentu.
(Pendam IM)
