Ini Kata Ketut Soal Pola Hias ‘Puter Tali’ di Gayo

oleh
Dari kiri ke kanan, Pimred LintasGayo.co, Arkeolog Ketut, dan pengamat sosial budaya, Muhammad Syukri. (LGco : Wein Mutuah)
Dari kiri ke kanan, Pimred LintasGayo.co, Arkeolog Ketut, dan pengamat sosial budaya, Muhammad Syukri. (LGco : Wein Mutuah)
Dari kiri ke kanan, Pimred LintasGayo.co, Arkeolog Ketut, dan pengamat sosial budaya, Muhammad Syukri. (LGco : Wein Mutuah)

Takengon-LintasGayo.co : Pola hias ‘Puter Tali’ di Gayo menurut peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Medan, Ketut Wiradnyana, merupakan pola hias budaya Austronesia yang banyak ditemukan di daerah lain.

“Puter Tali dalam bahasa Gayo merupakan pola hias dari tali dalam ilmu arkeologi lebih dikenal dengan nama cord mark. Ini juga banyak ditemukan di Taiwan, Sulawesi dan daerah lainnya. Hanya saja pola hias tali yang ditemukan di Gayo sedikit berbeda dari daerah lain,” kata Ketut, Selasa 2 Juni 2015 di Loyang Mendale.

Yang berbeda kata Ketut lagi, terlihat dari pola pembuatannya sehingga menghasilkan hasil yang berbeda juga. “Cukup unik, ada sedikit perbedaan dalam proses pembuatannya,” ujarnya.

Dia menambahkan, pola hias ‘Puter Tali’ yang saat ini banyak dijumpai di motif-motif Kerawang Gayo dan Keni Gayo, berasal dari pola hias ‘Puter Tali’ yang ditemukan di Loyang Mendale.

“Artinya pola hias ini sudah dikenal cukup lama, sekitar 7400 tahun lalu,” demikian Ketut Wiradnyana.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.