
Takengon-LintasGayo.co : Dimintai tanggapannya terkait asal nama kampung [highlight]Kenawat yang berarti rumah di atas pohon[/highlight], Arkeolog Ketut Wiradnyana menyatakan ada kemungkinan orang-orang pra sejarah yang pernah tinggal di Loyang Mendale Kebayakan yang kemudian pindah ke Kenawat dan membuat rumah di atas pohon.
“Jangan-jangan orang-orang yang pernah menghuni Loyang Mendale pindah ke Kenawat dan membuat rumah di atas pohon di sana,” ujar Ketut di Takengon, Jum’at 3 April 2015.

Dijelaskan penulis buku Gayo Merangkai Identitas ini, ada kemungkinan Kenawat berkaitan dengan budaya Austro-Melanesoid. “Di Mendale kita temukan jejak Austro-Melanesoid berumur 8400 tahun. Budaya membuat rumah di atas pohon itu kita kenal milik mereka, seperti yang masih kita temukan di Papua,” ungkap Ketut.
Pernyataan bahwa dalam bahasa Gayo Kenawat itu berarti rumah diungkapkan oleh tokoh masyarakat Gayo, Ibnu Hajar Laut Tawar dalam sebuah diskusi di Simpang Tiga Redelong, Selasa, 27 Januari 2015 lalu yang dihadiri sejumlah tokoh yang berasal dari Kenawat, baik dari Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Kampung Kenawat berada di sisi selatan danau Lut Tawar, berjarak sekira 8 kilometer dari Loyang Mendale di sisi utara danau tersebut. Di Loyang Mendale ditemukan sejumlah bukti kehidupan manusia pra sejarah yang merupakan nenek moyang Urang Gayo. (Kha)