Buku Karya Istarani, Lelaki Arul Kumer Banyak Jadi Refrensi Guru

oleh
Sampul depan buku: 58 Model Pembelajaran Inovatif.(LGco - aman.ZaiZa)
Sampul depan buku: 58 Model Pembelajaran Inovatif.(LGco - aman.ZaiZa)
Sampul depan buku: 58 Model Pembelajaran Inovatif.(LGco – aman.ZaiZa)

JIKA melihat dan mendengar namanya, seakan lelaki ini merupakan keturunan Yunani. Salah satu suku bangsa tertua di dunia ini. Begitulah, sekilah ketika saya membaca pengarang buku “58 Model Pembelajaran Inovatif”.

Perkenalan saya secara sepihak dengan Istarani ini secara tak sengaja. Saat itu, mata saya tertuju pada buku yang dibacakan istri saya. Sebagai seorang pendidik tentu, memperkaya pengalaman lewat membaca sangat diperlukan oleh banyak guru.

Guru memang “wajib” memperkaya pengetahuannya ditengah kemajuan zaman yang begitu pesat. Jangan sampai guru “kalah” dengan muridnya yang sudah sangat melek informasi, terlebih di zaman secara modern dan canggih ini.

Setelah membaca sampul depan yang simple namun memikat, saya langsung mengalihkan pandangan ke sampul paling belakang, guna mengenal siapa penulis buku tersebut. Alangkah terkejutnya saya ternyata Istarani penulis buku itu merupakan lelaki asal Arul Kumer, Aceh Tengah.

Jujur, banyangan saya, Arul Kumer itu merupakan salah satu daerah pedalaman di Aceh Tengah, namun dari buminya lahir seorang berpikir brilian dan cerdas. Pasalnya, bukan itu saja buku yang sudah ditulisnya, ada sejumlah buku lain yang semuanya merukan tentang dunia pendidikan.

sekilas sampul belakang buku: 58 Model Pembelajaran Inovatif.(LGco - aman.ZaiZa)
sekilas sampul belakang buku: 58 Model Pembelajaran Inovatif.(LGco – aman.ZaiZa)

Diantaranya buku yang lahir dari tangan dingin Istarani, yang merupakan alumni IAIN Sumatera Utara (1994) dan Pendidikan Magister, para program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan (Unimed) (2003) adalah:

–          Panduan dan Modul Microsoft Word dan Microsoft Exel 2000 untuk mahasiswa (2000).

–          Buku Panduan belajar teori dan praktek teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk SMP/MTS kelas VII, VIII serta kelas IX untuk SMA/MA (2006)

–          Buku Strategis Sukses Ujian Nasional (UN) dan Membuat Madrasah Unggul (2008)

–          Buku Penelitian Tindakan kelas (PTK) (2010)

–          Sosok Guru handal-tangguh, berkepribadian selamat dunia-akhirat (2010)

–          Problema guru dalam melaksanakan KTPS (2011)

Buku lelaki kelahiran Arul Kumer 5 Nopember 1970 ini, ternyata banyak menjadi refrensi para guru dan mahasiswa dalam membuat skripsi. Hal ini tentunya sangat beralasan, sebab saat saya mencoba menjelajahi google, ternyata banyak tulisan ilmiah dan skripsi mahasiswa yang menjadikan buku Istarani ini menjadi refrensi dan daftar pustaka.

Saat ini, berdasarkan biodata penulis di buku “58 Model Pembelajaran Inovatif” merupakan Widyaswara Muda pada Balai Diklat Keagamaan Medan, juga Direktur CV ISCOM dan juga kepala laboratorium di berbagai sekolah SMP/MTs, SMA di Medan.

“Kita hidup di tengah revolusi yang mengubah cara kita hidup, berkomunikasi, berpikir, dan mencapai kesejahteraan,” tulis suami dari Umi Asanah,S.Ag.

Lebih lanjut, bapak tiga anak yang juga aktif sebagai konsultan pendidikan di Medan Sumatera Utara ini menyatakan, revolusi ini akan menentukan cara kita dan anak-anak kita bekerja, mencarai nafkah dan menikmati hidup secara keseluruhan.

Karena itu, kita membutuhkan revolusi belajar untuk mengimbangi revolusi informasi, agar semua orang dapat menikmati keuntungan bersama dari potensi (sumber daya manusia) yang luas biasa.

Membaca tulisan Istarani ini, semakin membuka dan mencerahkan pikiran saya. Bahwa Gayo yang kaya akan adat istiadat, budaya, sejarah dan kekayaan alam serta keanekaragaman hayati, tidak akan bisa dikenal orang jika kita hanya bisa berbangga akan kekayaan tersebut, tanpa bisa berbuat apapun untuk semua potensi tersebut.

Salah satunya cara kita bisa membanggakan potensi Gayo itu adalah dengan menulis. Sebab, selama ini sangat sedikit tulisan tentang Gayo yang bisa dijadikan refrensi banyak pihak untuk keperluan ilmiah dan keperluan lainnya.

Semoga kedepan akan banyak lahir penulis Gayo yang buku-bukunya menjadi refrensi generasi Gayo masa datang bahkan menjadi refrensi dunia, agar semua yang kita punya tidak menjadi legenda bagi anak cucu kita kelak.

Terakhir, izinkan saya member dua jempol buat saudaraku Istarani. Maju dan sukses terus untuk membanggakan GAYO.(aman ZaiZa)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.