Takengon | LintasGayo.co : Partisipasi masyarakat dalam pemilu terus menurun. Misalnya, 92,4 persen 1999; 84,07 persen pada pemilu 2004; dan 71 persen pada pemilu 2009. Termasuk, di Takengon. Meningkatkan partisipasi pemilih ini merupakan tantangan bagi penyelenggara pemilu di Takengon, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah.
“Tadinya, saya berpikir untuk golput. Karena, tidak ada calon yang layak dipilih di dapil IV (Kec Bebesen, Kec Bies, dan Kec Kute Panang). Tapi, tidak jadi. Karena, sudah menemukan calon wakil rakyat yang tepat,” kata Iwan Ziger, warga Kampung Uning Pegantungen, Kec Bies, Sabtu (23/11/2013)
Keputusan itu diambil, jelasnya, setelah menilai rekam jejak dan mengikuti kegiatan pendidikan politik yang dilakukannya ke tengah-tengah masyarakat. “Insyaallah, saya akan memilihnya. Setahu saya, baru calon tadi yang berani memberikan rekam jejak, memberikan pendidikan politik, visi-misi, dan bercerita program ke tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, caleg-caleg yang datang ke kampung-nya biasanya hanya memberikan kartu nama atau materi, seraya mengatakan, “Enti kusi-si ne (jangan kemana-mana lagi—jangan lupa pilih saya).” “Pastinya, bukan dari tempat saya. Buat saya, nggak penting dari kampung atau keluarga saya. Yang penting, layak dipilih, amanah, mampu, berkualitas, dan berjuang untuk masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, dalam memilih caleg, masyarakat mesti melihat kepentingan yang lebih besar dan jangka panjang. Yakni, kemajuan daerah. “Makanya, pilihlah caleg yang layak. Walaupun, bukan dari keluarga, kampung atau kecamatan kita tinggal. Ada pun dari keluarga kita maju, kalau nggak layak, buat apa dipilih. Itu salah besar namanya,” tandasnya (GM).