Bercontoh Kerjasama “Nyekot” Warga Kemerleng Linge

oleh
Mepok Tube. (Kha A Zaghlul)
Lokasi nyekot di Arul Kemili Kemerleng Isaq Linge. (Kha A Zaghlul)
Lokasi nyekot di Arul Kemili Kemerleng Isaq Linge. Aliran air sungai dialihkan untuk memudahkan penangkapan ikan. (Kha A Zaghlul)

BANYAK cara menangkap ikan yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang Urang Gayo dan masih dilakukan hingga saat ini. Salahsatunya adalah dengan “nyekot, nube dan ngelok” seperti yang dilakoni warga Kemerleng Isaq Kecamatan Linge Aceh Tengah, sekitar 10 kilometer dari ibukota kecamatan Linge, Isaq. Penduduknya sebagian bersuku bangsa Gayo dan sebagian lainnya Jawa.

Ada nilai filosopi dalam aktivitas menangkap ikan secara massal ini. Pentingnya kerjasama tim, menghargai yang tua, mengasihi yang lebih muda, penghormatan terhadap keahlian seseorang, tau diri jika hanya bisa meramaikan serta menolong orang lain saat membutuhkan.

Mepok Tube. (Kha A Zaghlul)
Mepok Tube. (Kha A Zaghlul)

Ada komando saat mereka bekerja, walau diantara mereka berbeda ras.  Pembagian posisi dan tugas dari awal hingga akhir jika ingin hasil tangkapan ikan mereka memuaskan.

Minggu 28 Juli 2013, belasan warga yang umumnya muda-muda tampak beraktivitas di tengah sungai Isaq yang airnya susut akibat kemarau. Diantara mereka ada yang menyusun batu membuat tanggul agar aliran air berpindah ke arah bagian lain sungai. Selain batu, mereka menggunakan terpal plastik dan tanah liat untuk mengefektifkan fungsi tanggul yang mereka buat.

Beberapa diantaranya duduk diatas batu besar, dengan sebilah kayu bulat. Masing-masing memukul akar tanaman tube (racun) jenu yang merupakan akar kayu khusus dijadikan racun ikan. Diantara mereka juga ada yang memasang perangkap wau (sejenis bubu) di dua tempat yang dinilai perlu dipasang wau.

Menangkap ikan bersama-sama. (Kha A Zaghlul)
Menangkap ikan bersama-sama. (Kha A Zaghlul)

Tujuan pukulan-pukulan itu untuk mengeluarkan cairan racun dari akar kayu yang kemudian dimasukkan kedalam timba yang berisi air. Seiring, tanggulpun rampung dibuat, air yang lolos tidak lagi terlalu banyak dan tube jenu pun ditumpahkan ke beberapa sudut yang mereka duga ada ikannya.

Para pemuda beristirahat beberapa menit di bebatuan sambil mengamati jika ada ikan yang “teler” (mabuk-red) muncul dipermukaan Air. “Kami nyekot bersama-sama saat air sungai susut saja dan saat tidak ada pekerjaan lain,” kata Nandar salah seorang pemuda. Hasil tangkapan nanti kita bagi rata. timpal pemuda keturunan Jawa ini.

Beberapa pemuda kemudian berteriak-teriak sambil menunjuk ke bidang penyekotan. Ikan-ikan mulai teler dan muncul keluar. Satu-persatu ikan ditangkap dengan mudah dan dikumpulkan dalam timba “milik bersama”.

Melihat ikan yang terperangkap dalam wau. (Kha A Zaghlul)
Melihat ikan yang terperangkap dalam wau. (Kha A Zaghlul)

Ada ikan Gegaring, Lemeduk, Ili dan Lampawi. Kesemua nama ikan ini penyebutan dalam bahasa Gayo dan hanya ditemui disungai-sungai dalam hutan. “Terkadang kami dapat ikan Denung,” kata seorang pemuda sambil memasukkan tangannya kedalam celah bebatuan mencari kemungkinan ada ikannya (ngelok:Gayo-red)

Ikan yang dikumpulkan semakin banyak dan makin banyak setelah dua serue (perangkap ikan berbahan bambu sejenis bubu) yang dipasang di hilir lokasi penyekotan.

Beberapa anak mulai melempar jala kedalam air dan beberapa ekor berhasil ditangkap.

Sungguh indah nuansa kegotongroyongan yang mereka lakoni. Setelah bekerja bersama-sama, berbagi peran, mereka kemudian membagi hasil tangkapan yang tentu tidak adil secara kasat mata. Maklum, ikan itu tidak mungkin sama besarnya. Namun mereka tidak ribut-ribut. Pembagian hasil usai dan mereka melengang pulang ke rumah masing-masing.

Beberapa rekan yang turut dalam perjalanan yang sebenarnya untuk takziah ke rumah Almarhum Rustim, seorang pelaku sejarah perjuangan kemerdekaan bersama Aman Dimot yang meninggal dunia, 8 Juli 2013 lalu di Kemerleng juga turut nimbrung bersama warga menangkap ikan, walau mesti susah payah menyeberangi sungai yang cukup deras bagi yang tidak terbiasa, mereka ditolong para pencari ikan itu saat menyeberang. “Ini baru pertama saya lakukan,” kata Adie, Darmawan, Ihwan dan Darwin.

Ikan dimasukkan kedalam timba "bersama". (Kha A Zaghlul)
Ikan dimasukkan kedalam timba “bersama”. (Kha A Zaghlul)

Sementara Munawardi yang juga sebagai salah seorang praktisi perikanan di Aceh Tengah mengaku saat masih kecil pernah melakukannya di sungai Peusangan di kawasan Tan Saril Bebesen.

Kami bersegera lanjutkan perjalanan ke rumah keluarga Alm. Rustim setelah terlebih dahulu dibantu menyeberangi sungai oleh Nandar dan rekan-rekannya.

Dalam perjalanan, Munawardi menegaskan jika cara menangkap ikan dengan tube jenu tidak ramah lingkungan, dikategorikan sebagai Destructive Fishing karena ikan-ikan kecil turut mati dan tertangkap. “Kalau nyekot masih ramah lingkungan,” kata Munawardi.

Defenisi Nyekot atau Munyekot, menurut dia merupakan cara penangkapan ikan dengan memodifikasi perairan, biasanya mengalihkan aliran air sungai atau mengurangi debit perairan, sehingga memudahkan menangkap ikan.

Ikan-ikan yang tertangkap, Lempawi, Gegaring, Ilie dan Lemeduk. (Kha A Zaghlul)
Ikan-ikan yang tertangkap, Lempawi, Gegaring, Ilie dan Lemeduk. (Kha A Zaghlul)

Sementara Ngelok atau Mungelok didefenisikan penangkapan ikan yang paling primitif, karena pada cara ini tidak membutuhkan alat bantu lain hanya mengandalkan keahlian tangan untuk menangkap ikan. Ngelok biasanya dilakukan pada perairan yang relatif dangkal dengan cara memodifikasi perairan sehingga membatasi ruang gerak ikan. Ngelok merupakan bagian dari “Nyekot”. Ngelok biasanya dilakukan di alur-alur sungai atau sungai yang airnya dapat dikendalikan sebagaimana halnya cara nyekot.

Nube atau Munube biasanya bagian dari cara “Nyekot” atau “Munyekot”. Nube berasal dari kata “Tube” yang berarti “Racun” jadi Nube adalah menangkap ikan dengan cara memberi racun kedalam perairan sehingga ikan lumpuh dan mudah ditangkap. Racun yang digunakan biasanya adalah racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti dari  Tube Lintah (sejenis rumputan rawa), Tube Jenu (sejenis tanaman merambat) dan dari jenis pepohonan seperti Tingkem (sejenis pepohonan). Akan tetapi sering juga terdapat cara Nube ini menggunakan bahan kimia seperti racun hama atau pestisida.

 

Seorang rekan,Adie dibantu warga menyeberangi sungai. (Kha A Zaghlul)
Seorang rekan, Adie dibantu warga menyeberangi sungai. (Kha A Zaghlul)

(Kha A Zaghlul)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.