Selamat Ulang Tahun Gayo Lues, Benteng Terakhir Etnis Gayo

oleh

Oleh : Sertalia*

10 April 2025 Genap 23 tahun usia Kabupaten Gayo Lues, berjuluk Negeri Seribu Bukit.

Setelah selesainya pembangunan jalan jaring laba-laba, kabupaten yang lahir senagai cucu dari Aceh Tengah ini kini berfungsi sebagai daerah lintas tengah yang menghubungkan wilayah Gayo, Alas, Singkil, dan Subulussalam.

Dengan letak geografis yang strategis, Gayo Lues menjadi penghubung penting bagi aktivitas ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.

Seandainya tragedi berdarah yang dilakukan oleh Marechaussee di Benteng Penosan, Gayo Lues, pada 11 Maret 1904 tidak pernah terjadi, dapat dipastikan bahwa jumlah penduduk Gayo Lues saat ini akan jauh lebih banyak, dan mereka mungkin akan menjadi penduduk terbanyak di wilayah Gayo.

Tragedi tersebut mengakibatkan banyak kehilangan jiwa dan trauma mendalam bagi masyarakat Gayo.

Namun, prinsip masyarakat Gayo adalah untuk bertahan dan menjaga harga diri, bahkan jika itu berarti harus berjuang hingga titik pengorbanan.

Kini, Gayo Lues telah dewasa dan cukup mandiri untuk membangun masa depannya.

Tanggung jawab besar kini berada di tangan para pemegang mandat rakyat untuk menjaga jerih payah perjuangan nenek moyang yang telah berjuang keras.

Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah melestarikan jejak sejarah dan budaya mereka, termasuk tradisi lisan, seni, dan kerajinan tangan yang menjadi ciri khas masyarakat Gayo.

Di era perkembangan zaman ini, Gayo Lues tetap eksis dengan mempertahankan identitasnya yang kaya. Tari Saman, yang menjadi ajang silaturahmi antar masyarakat, masih berfungsi sebagai simbol kekuatan budaya Gayo.

Tarian tradisional ini, yang telah ada sejak abad ke-13, diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia pada tahun 2011.

Harapan untuk mempertahankan identitas Gayo kini dipercayakan kepada daerah Seribu Bukit.

Semoga dengan bertambahnya usia, Gayo Lues akan terus menjadi etnis yang mampu bertahan sebagai benteng terakhir Gayo di masa depan. Upaya pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi berkelanjutan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini.

Sebagai wilayah tengah bagi suku tertua di Indonesia, Gayo Lues memiliki potensi untuk menjadi fondasi bagi identitas Gayo yang sesungguhnya.

Pembentukan Provinsi ALA adalah harapan bagi kita untuk membuktikan bahwa kita memiliki identitas dan budaya asli dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Kita memiliki sejarah sendiri yang perlu dijaga untuk mempertahankan kedaulatan kita.

Dalam konteks ini, penting bagi generasi muda Gayo untuk terlibat aktif dalam pelestarian budaya dan pengembangan daerah.

Melalui pendidikan dan kesadaran akan warisan budaya, mereka dapat meneruskan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.

*Penulis Mantan Ketua KIP Aceh Tengah dan Generasi Asal Linge (Genali).

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.