Oleh : Bardan Sahidi*
Visi “Terwujudnya Aceh Tengah Islami, Maju, dan Berkelanjutan pada Tahun 2029,” merupakan komitmen untuk menjadikan Aceh Tengah sebagai daerah yang tidak hanya berkembang secara ekonomi dan sosial, tetapi juga tetap berlandaskan nilai-nilai Islami, serta mampu menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.
Misi ketujuh adalah langkah mewujudkan Aceh Tengah Mandiri. Tujuannya menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi.
Terkait :
- Mewujudkan Aceh Tengah Mandiri, Misi Ketujuh Bardan Kariman
- Rencana Aksi Misi Ketujuh Beriman : Strategi Meningkatkan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan
Misi ini berfokus pada penciptaan lapangan kerja yang layak, peningkatan keterampilan, serta pengembangan usaha kecil dan menengah, termasuk pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Aceh Tengah memiliki beragam tantangan dan potensi yang memerlukan pendekatan strategis untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Meski angka pengangguran terbuka di Aceh Tengah relatif rendah pada 4,44%, terdapat 26,24% pekerja yang tidak menerima upah layak, karena mereka bekerja sebagai buruh keluarga atau membantu di usaha keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pekerjaan yang tersedia masih rendah, tidak cukup untuk menjamin stabilitas ekonomi pekerja.
Selain itu, meski kopi arabika Gayo menjadi komoditas utama yang menopang kehidupan sekitar 40.660 kepala keluarga, potensi lainnya seperti peternakan dan budaya belum dimanfaatkan secara optimal.
Baca Juga :
Peternakan kerbau Gayo, misalnya, yang diwariskan oleh leluhur, kini terancam keberlangsungannya.
Mengambil inspirasi dari keberhasilan BUMDes Ponggok di Klaten, Jawa Tengah; Grameen Bank di Bangladesh; dan Amul Dairy Cooperative di India, Aceh Tengah dapat memanfaatkan potensi lokalnya untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Misalnya, BUMDes Ponggok yang mengembangkan destinasi wisata berbasis desa, atau Grameen Bank yang berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui inovasi keuangan mikro, menjadi model yang relevan untuk diterapkan di Aceh Tengah.
Ikuti Channel Berima TV
Ketiga inspirasi diatas bermula dari inovasi, itu sebabnya dalam rencana aksi dari misi kami yang ke enam, peningkatan inovasi daerah merupakan langkah penting untuk mengembangkan berbagai potensi di kampung-kampung dengan lokomotif penggerak BUMDes dan BUMDes bersama.
Lembaga ini menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan lapangan kerja. Bukan hanya bergerak disektor pertanian saja, BUMdes diarahkan untuk bergerak di bidang industri pengolahan yang akan meningkatkan nilai tambah dari usaha yang dilakukan oleh masyarakat.
Membangun dari akar rumput
Rencana aksi konkret untuk mewujudkan misi ini mencakup berbagai inisiatif yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja.
Ini termasuk penyediaan program pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, mendorong penciptaan lapangan kerja melalui program-program investasi, serta memberikan pendampingan dan pelatihan manajemen bagi pengelola BUMDes.
Termasuk program-program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada peningkatan keterampilan dan kemandirian ekonomi.
Partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pembangunan juga akan didorong untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga :
Dengan pendekatan yang terencana dan strategis, Aceh Tengah tidak hanya diharapkan dapat mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Juga dapat diterapkan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakatnya, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya, sesuai dengan visi “Aceh Tengah Islami, Maju, dan Berkelanjutan 2029.”
*Calon Bupati Aceh Tengah