Jadi Relawan Kesehatan di Jalur Gaza, Begini Cerita Rahmat Jayamiko

oleh
Rahmat Jayamiko Paling Kiri. (Ist)

GAZA-LintasGAYO.co : Rahmat Jayamiko, putra Gayo asal Kecamatan Ketol, Aceh Tengah menceritakan pengalamannya berada di medan perang, Jalur Gaza, Palestina.

Rahmat, merupakan satu dari sekian relawan kesehatan yang dikirim ke Gaza, yang tengah porak poranda dilanda perang, menyusul agresi Zionis Israel, yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 silam.

“Alhamdulillah, perjalanan dari Takengon-Jakarta-Kairo, beberapa waktu lalu tidak ada kendala,” kata Rahmat yang tergabung ke dalam tim 3 Mer-C.

Saat tiba di Cairo, dia dan timnya diterima oleh tim kemanusian disana. Selanjutnya, dia bergeser ke Rafah, dan diterima oleh Direktur Rumah Sakit setempat.

Tak banyak waktu istirahat, dia dan tim langsung bekerja. Timnya diarahkan langsung ke IGD rumah sakit itu untuk orientasi.

“Di hari ketiga, kami menyalurkan alat orthopedi dan langsung menangani pasien. Karena terkendala bahasa, kami pun ditempatkan di ruang pasien yang mengalami luka-luka,” ceritanya.

Rahmat Jayamiko (Paling Kiri)

Rahmat menceritakan, rata-rata warga Palestina yang terluka lantaran serangan bom dan tembakan dari tentara Israel. Ada juga yang mengalami luka, akibat perkelahian dengan Zionis.

“Banyak juga yang mengalami penyakit biasa,” sebutnya.

Menjadi relawan di medan perang, ia dan tim harus hati-hati. Perawat yang bekerja di Puskesmas Atu Lintang, Aceh Tengah ini menambahkan, kondisi di Gaza, cukup memprihatinkan.

“Setiap ada ledakan bom. Kami ditempatkan di Rafah yang masuk ke dalam wilayah Gaza. Suara ledaka dan rentetan peluru dari berbagai jenis senjata, seolah tak berhenti. Gaza mencekam,” ujarnya.

Hilir mudik, pasien yang mengalami luka terus berdatangan ke rumah sakit tempat Rahmat menjadi relawan.

“Mohon do’anya, agar seluruh relawan kemanusian dari manapun termasuk Indonesia bisa menjalankan tugas kemanusian ini dengan baik. Semoga kita semua diberi kekuatan dan kesehatan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, tim 3 Mer-C akan bertugas selama 30 hari di Jalur Gaza. Tim ini, berisikan spesialis ortopedi, dokter spesialis bedah plastik, dokter spesialis anak konsultan, dokter spesialis KKLP, dokter umum dan 4 orang perawat, termasuk Rahmat Jayamiko.

[Diana S/Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.