Sayangilah Suami

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Hai kaum istri! Ketahuilah, ketika kalian menyambut suami dengan muka cemberut maka paling kurang lima sarafnya putus.

Bayangkan kalau orang rumah menyambutnya dengan marah, menuduh tanpa bukti, lalu menolak ajakan bercinta, tentu ratusan saraf kepala rumah tangga itu akan putus.

Tidak perlu heran, jumlah penderita penyakit stroke lebih banyak diderita kaum suami karena potensi sarafnya putus lebih tinggi akibat kaum istri yang tercatat sebagai “Sexy killer.”

Malang nian nasib kaum bapak, ternyata sarafnya lebih lemah daripada kaum ibu. Tampak luar memang kuat, tetapi sesungguhnya bapak-bapak itu lemah. Pantas saja, banyak jenderal ketika keluar rumah membusungkan dada dan ketika masuk gerbang pintu rumahnya, ia berjalan membungkuk.

Tidak sedikit dari kaum suami menjadi korban putus saraf hanya dengan melihat daun pintu rumahnya sendiri. Wajar sajalah, Nabi Ibrahim AS mengingatkan putranya Nabi Ismail AS untuk mengganti “pintu rumahnya.”

Putus saraf sampai kepada ancaman kematian bagi kaum suami itu sangat rentan. Itu sudah menjadi sejarah kaum Bapak ketika Nabi Adam AS diturunkan ke bumi.

Manusia pertama yang pertama berakal budi, Nabi Adam AS tunduk kepada malaikat maut.

Sehingga kalau Siti Hawa merasa cemburu dan ingin menundukkannya Nabi Adam AS, cukup dengan membaca, “Aku malaikat kullu nafsi zaikatul maut.”

Namun demikian kaum Bapak tidak perlu berkecil hati. Kaum Bapak pun berpotensi menundukkan kaum itu, yakni dengan emas. Sudah menjadi pengetahuan kita bersama, tidak ada kaum ibu yang tidak suka kepada emas.

“Lalu kalau suami tidak ada uang untuk menghadiahkan emas kepada istrinya, bagaimana?” tanya kawan saya yang menjadi langganan putus saraf.

“Cukup baca mantra; Aku kubah Masjidil Aqsha” jawab kawan saya lainnya, yang memang benar “masjid qiblatain” itu kubahnya dilapisi emas.

Namun demikian besar harapan kepada kaum Ibu, berusahalah untuk selalu tersenyum untuk memelihara agar saraf kaum bapak aman tenteram.

Percayalah, melestarikan saraf kaum bapak, sama dengan melestarikan kehidupan kita hari ini, juga bagi keberlangsungan anak cucu kelak.

(Mendale, 8 November 2021)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.