Takengon-LintasGAYO.co : PT PLN Persero ULP Takengon bongkar satu meteran listrik pelanggan di Keramat Mupakat, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah. Meteran itu dibongkar tanpa sepengetahuan pelanggan. Pembongkarannya dilakukan saat pelanggan tidak berada di rumah.
Pemilik rumah, Nurhayati kepada rri mengaku, baru mengetahui pembongkaran meteran listrik miliknya saat Ia kembali ke rumah jelang magrib, Sabtu (24/7).
Dikatakan, pemberitahuan pemutusan sementara Ia temukan di bawah pintu rumah, tidak tertempel.
“Lembaran pemberitahuan ini mungkin di taruh petugas saat pembongkaran meteran, karena waktu saya keluar rumah sekitar pukul 15.00 tadi, tidak ada pemberitahuan apapun,” kata Nurhayati.
Merujuk pada surat pemberitahuan pemutusan sementara dari PLN, pelanggan atas nama Silvia menunggak untuk rekening Juni-Juli dengan jumlah total Rp22.200.
“Pelanggannya atas nama Silvia, saya disini baru nyewa sekitar dua bulan lalu,” katanya.
Hemat Nurhayati, surat pemberitahuan itu menyebutkan pemutusan dilakukan bersifat sementara. Bukan dalam bentuk pembongkaran meteran. Namun apabila dalam kurun waktu 60 hari terhitung sejak pemutusan sementara tunggakan belum dilunasi, maka instalasi baru di bongkar.
“Kejadiannya sekarang di bongkar, parahnya lagi, pembongkarannya dilakukan saat saya tidak di rumah dan tanpa pemberitahuan,” katanya.
Manager PLN ULP Takengon Rosal, mengaku petugas telah mengumumkan secara keliling kepada pelanggan untuk membayar tagihan tepat waktu. Namun disinggung soal pembongkaran meteran atas nama pelanggan Silvia tanpa pemberitahuan, Rosal tidak menjelaskan secara detail.
Begitupun katanya, pasca pembongkaran meteran, pada Sabtu malam petugas PLN membantu menyambung sementara tanpa meteran. Selanjutnya, Rosal meminta pelanggan ke kantor menjumpai petugas untuk pengurusan penyambungan listrik prabayar.
“Moto halo-halo sabe ijak bang, tip uroe. Mobil pengumuman tiap hari keliling bang. Tapi yang penting malam ini, listrik kita nyalakan sementara,” katanya.
[SP]
