Akhlakul Karimah Hiasan Utama Keluarga Sakinah

oleh

Oleh : Mahbub Fauzie *

Sebagai agama rahmatan lil’alamin Islam mengajarkan umatnya, baik secara individu maupun sosial untuk memiliki akhlakul karimah atau akhlak terpuji. Yakni akhlak mulia yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan akhlak, maka manusia akan terbimbing untuk menghadirkan kemaslahatan bagi sesama dan lingkungannya.

Sering disebutkan bahwa di antara ciri yang membedakan manusia dari binatang adalah akal atau ilmu. Pernyataan tersebut tentu sangat benar dan tidak keliru. Namun harus digarisbawahi, bahwa di atas ilmu ada yang lebih urgen dan penting, yakni adab atau akhlak. Sebab, ilmu seberapapun banyaknya tanpa disertai adab yang baik akan menjerumuskan manusia dalam perilaku binatang, atau mungkin lebih rendah.

Betapa banyak kericuhan dalam keluarga, pertikaian dalam masyarakat, dan perilaku menyimpang dalam kehidupan sosial sehari-hari. Atau banyaknya kerusakan alam lingkungan dan lain sebagainya. Semua itu bisa muncul justru karena imbas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi zaman moderen sekarang ini.

Karena itu, yang paling mendasar dibutuhkan bagi peradaban manusia sejatinya adalah adab atau akhlakul karimah. Ilmu memang sangat penting, tapi pondasi berupa akhlak jelas lebih penting. Karena akhlaklah yang menyelamatkan manusia dari sifat dan sikap yang merusak serta sifat dan sikap tercela.

Muncul istilah “Pinter tapi keblinger, atau banyak orang pintar tapi berperilaku tidak benar” adalah rangkaian kalimat yang sering terungkap dalam kaitannya dengan fenomena yang sering terjadi. Betapa banyak orang “hebat” dari sisi ilmu dan pengetahuannya, namun justru merusak dalam perilaku sosialnya, karena tidak berakhlak!

Terkait dengan akhlak dan adab ini, jauh-jauh hari Islam mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Al Baihaqi). Seiring sejalan juga mengajarkan umatnya untuk belajar dan mendapat ilmu pengetahuan melalui perintah membaca. (QS. Al-Alaq:1-5).

Pentingnya akhlakul karimah sesuai dengan tujuan awal diutusnya Rasulullah Muhammad SAW oleh Allah SWT dalam menuntun dan membimbing umatnya, maka orang dan kaum Muslimin harus lebih memperhatikan pembinaan akhlak ini seiring dengan pendidikan ilmu pengetahuan.

Di awali dari lingkungan keluarga sebagai satuan unit terkecil dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari suami (ayah), isteri (ibu) dan juga anak-anak atau anggota yang lain. Dari lingkungan kelurga inilah pembinaan akhlakul karimah dimulai. Keluarga adalah lembaga pendidikan utama dan dan pertama bagi individu manusia!

Dipastikan, terbentuknya sebuah keluarga atau rumah tangga adalah adanya pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian, sesuai dengan tuntunan agama setelah resmi menikah secarah sah, jadilah mereka sebagai suami dan isteri dengan tujuan perkawinan yang sudah mereka ketahui dan sepakati. Tujuan tersebut adalah mewujudkan keluarga sakinah mawadah wa rahmah.

Keluarga Sakinah, Anggotanya Berakhlakul Karimah

Dengan perkawinan dan pernikahan tentu akan bisa meneruskan keturunan manusia sesuai fungsi reproduksi dan regenerasi. Pernikahan juga akan bisa menjaga kehormatan hubungan antara manusia yang berbeda jenis kelamin dalam ikatan pergaulan yang sah dan bermoral. Dengan pernikahan pula, akan mententeram jiwa kedua insan yang mempunyai fitrah berpasangan juga anggota keluarga selanjutnya, yakni anak-anaknya.

Dari keluarga inilah dimulai pembinaan akhlak. Dengan tuntunan akhlakul karimah, keluarga sakinah akan terhias semakin indah. Akhlakul karimah sebagai cerminan keluarga bahagia menghiasi dan mengharumi isi ruang keluarga, mengiringi perjalanan bahtera rumah tangga. Tentu harus ada kesadaran dan keseriusan pemahaman membiasakannya.

Bagaimana seharusnya seorang suami berakhlak kepada isteri, isteri berakhlak kepada suami.
Tercermin dari mu’asyarah bil ma’ruf, yakni bergaul secara baik dan patut dalam interaksi sosial di rumah tangga. Saling sadar dan memahami kewajiban dan hak masing-masing, memenuhi kewajibannya dan terpenuhi haknya.

Bagaimana akhlak dan adab mereka (pasangan suami isteri) itu kepada orangtuanya, kepada mertuanya. Dan kepada orang-orang dalam keluarga besarnya. Kepada yang lebih tua menghormati, kepada yang lebih muda menyayangi. Saling menciptakan hubungan cinta kasih karena Allah SWT. Saling tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan dan takwa.

Selanjutnya, bagaimana seharusnya berakhlak kepada anak-anaknya jika sudah dikaruniai putra-putri. Mereka sebagai ayah dan ibu mempunyai kewajiban berakhlakul karimah mendidik putra-putrinya juga dengan pelajaran akhlakul karimah, seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilannya.

Mendidik anak-anak secara kaffah dalam hal ke-Islaman terdiri dari pembekalan keimanan dan ketaqwaan, kewajiban ibadah dan akhlak seperti tentang sopan santun bertutur sapa, bertingkah laku yang kelak sangat mempengaruhi karakter baiknya. Anak-anak selain disiapkan untuk menjadi generasi cerdas juga beriman dan berakhlakul karimah.

Banyak sekali anak-anak zaman sekarang yang pintar namun tidak bermoral adalah fenomena yang wajib dijadikan pelajaran serta menjadi evaluasi dalam dunia pendidikan. Para orangtua harus jeli dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Terlebih tantangan zaman sekarang yang semakin berat untuk disiasati secara arif bijaksana oleh para orangtua.

Kerjasama yang baik para orangtua dengan pihak lembaga pendidikan, baik yang formal maupun yang imformal harus ada. Komunikasikan bagaimana agar anak-anak sebagai generasi penerus bisa menjadi harapan di masa yang akan datang. Intinya, pembinaan pengetahuan dan keterampilan anak harus dilengkapi dengan pembinaan akhlak dan budi pekerti.

Selanjutnya, bagaimana berakhlak dalam lingkungan kepada yang lebih luas juga harus menjadi perhatian. Seperti akhlak kepada tetangga, kaum kerabat, teman sejawat. Baik di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan tempat kerja atau kantor adalah hal yang sangat penting dibiasakan interaksi dengan akhlakul karimah. Baik dalam ucapan maupun perilaku.

Termasuk juga, akhlak terhadap lingkungan hidup atau alam. Manusia mempunyai kewajiban menjaga kelestarian alam. Jangan ada perilaku merusak alam, seperti menebang pohon dan membuang sampah sembarangan. Hal ini harus menjadi perhatian keluarga sakinah. Masing-masing anggota keluarga harus saling menjaga dari perilaku merusak dan merugi!

Ingatlah perintah Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka,”. Tentu ayat ini sangat luas makna dan pesannya termasuk dalam kaitannya dengan pembinaan akhlakul karimah. Akhirnya, sebagai kalimat akhir dalam tulisan ini, dinukilkan bahwa: Cerminan akhlakul karimah juga tercermin dari kesungguhan beribadah kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bish shawab.

*Penghulu Ahli Madya / Kepala KUA Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah, pernah menjadi Wartawan, Guru dan Penyuluh Agama Islam.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.