Catatan : Husaini Muzakir Algayoni*
Event pacuan kuda tradisional di dataran tanah tinggi Gayo adalah event kebanggaan masyarakat Gayo baik di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Setiap terselenggaranya pacuan kuda pasti masyarakat berduyun-duyun menyaksikan salah satu event kebanggaan masyarakat Gayo tersebut.
Hujan dan terik matahari di negeri atas awan dengan setianya masyarakat Gayo menikmati pacuan kuda dari race ke race, tradisi ini merupakan warisan dari masa pudaha hingga anak cucu orang Gayo ke depannya. Karena itu, kewajiban kita bersama-sama (pemerintah dan masyarakat) menjaga tradisi ini dengan baik sehingga tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Pacuan kuda adalah pesta rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Kemudian pertanyaannya adalah, benarkah pacuan kuda merupakan pesta rakyat? Karena selain menampilkan kuda-kuda di arena pacu, dibalik pesta rakyat ini ada orang-orang yang mempermainkan rakyat dan mencekik rakyat kecil.
Saya tidak tahu, kenapa mereka begitu tega mempermainkan rakyat kecil dengan meninggikan harga lapak untuk mengais rezeki di daerahnya sendiri bagi sebagian masyarakat.
Apakah kau tahu, ada orang di lapak tersebut uang lapaknya saja tidak kembali karena tingginya sewa lapak, di malam yang dingin dan saat hujan turun maka air mata pun bercucuran turun karena yang didapatkan adalah rasa letih dan lelah tanpa ada hasil sepeserpun.
Tingginya harga lapak berimbas pada tingginya harga makanan dan minuman yang ada di lapak tersebut, ini pastinya sangat memberatkan bagi masyarakat yang harus merogoh kocek dalam-dalam; terutama bagi keluarga besar.
Selain lapak, yang sering menjadi polemik adalah masalah karcis/tiket parkir, lagi-lagi masalah uang. Kegairahan pergi dari rumah untuk menonton pacu kuda bersama-sama keluarga berujung pada kekecewaan lantaran harga tiket parkir yang begitu tinggi.
Oleh karena itu, dalam tulisan singkat ini; saya ingin bertanya kepada kita semua yang mencintai budaya dataran tanah tinggi Gayo, khususnya kepada pemerintah. Apakah event pacuan kuda tradisional ini benar-benar pesta rakyat atau mencekik rakyat?
Apakah kau tahu
di lapak sederhana
dan bocor kala hujan datang
terdapat deraian air mata
Manusia yang selalu
merasa kenyang
tidak pernah tahu
betapa sakitnya rasa lapar
*Penulis, Wong Cilik.