Emas Kami di Daun Kopi
Oleh: Zuliana Ibrahim*
Emas kami ada di daun kopi
dipupuk dengan air mata
dipanen dengan nurani
dipetik dengan sukacita
diseduh dalam cangkir kehidupan
Emas kamiĀ ada di daun kopi
masih sebening dan sesejuk embun pagi
teduh di malam hari
di perut rembulan
menyelimuti jiwa-jiwa petani
Emas kami ada di daun kopi
diwarisi oleh sejarah
mengalir dalam nadi
beranak pinak di ubun-ubun
jadi daging dan darah
sejak nenek moyang hingga kini
Emas kami ada di daun kopi
yang lahir dari perut bumi
disusui dan diasuh dengan keringat sendiri
Emas kami ada di daun kopi
Emas kami ada di setiap bunga kopi
Emas kami ada di setiap biji kopi
tak perlu digali
tak perlu turunkan buldozer
membunuh harga diri
Sumbatlah perut nafsumu para penguasa
yang tumbuh subur di ladang serakah
tak pernah lelah mengantongi dosa-dosa
mengoyak hati rakyat hingga perigi dan tak berbilang
emas kami ada di daun kopi
yang setia hilangkan lapar dahaga
hingga anak cucu nanti