Win Ansar Penyair Muda Gayo Bener Meriah Terbitkan Buku Puisi “Emun”

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Penyair muda asal Buntul Kepies, Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah, Ansar Salihin atau kerab disapa  Win Ansar terbitkan buku antologi puisi dengan judul buku “Emun”.

Buku yang dengan nomor ISBN 978-602-335-477-1 ini merupakan pemenang Event Penerbitan Puisi Nasional yang dilaksanakan oleh FAM Indonesia akhir tahun 2018 yang diikuti oleh 52 peserta dari seluruh Indonesia.

Buku karangan Bujang kelahiran 11 Juni 1991 ini berisi 100 puisi dengan editor dan pangantar Dr. Sulaiman Juned, M.Sn (Penyair Nasional/Dosen ISI Padangpanjang) dan Endorsment oleh Salman Yoga. S (Penyair Nasional dari Gayo/Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Guru SMKN Mesjid Raya Aceh Besar ini menyebutkan buku puisi Emun merupakan antologi puisi tunggalnya yang pertama yang terdiri dari 3 bagian yaitu, sajak I (periode 2011) berisi 30 puisi, sajak II (periode 2012-2013) berisi 30 puisi, sajak III (periode 2014-2016) berisi 40 puisi.

“Pembuatan naskahnya sudah mulai sejak tahun 2011 ketika berproses berkesenian di Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang Sumatera Barat,” kenang Ansar.

Menurut Magister Seni di ISI Padangpanjang ini, judul bukunya berasal dari bahasa Gayo yaitu emun yag berarti embun serta bercerita tentang lokalitas Gayo.

Menurut Dr. Sulaiman Juned, M.Sn editor buku antologi puisi Emun, buku antologi tersebut merupakan catatan Ansar Salihin yang humanis, romantik, dan religiusitas dalam mengkritisi realitas sosial lewat sastra.

“Buku puisi ini layak dimiliki oleh khalayak penikmat sastra. Bravo Emun, Bravo Ansar Salihin, teruslah menulis puisi tak henti untuk menyampaikan kemulian dan kebenaran,” kata Dosen Penyutradaan Teater ISI Padangpanjang ini.

Sementara itu Salman Yoga, S Penyair asal Gayo mengatakan, dalam Bahasa Gayo Emun berarti embun. Sebuah kata yang dapat ditafsirkan dalam konteks karya sastra berupa puisi dengan berbagai gejala dan fenomena alam, termasuk jiwa manusia.

“Ansar Salihin melalui buku antologi ini telah mengambil satu sudut peran bagaimana jiwa dan alam mengkomunikasikan dirinya kepada dunia luar dengan estetika kata,” pungkas Salman yang juga Direktur The Gayo Institut (TGI). [Zuhra Ruhmi]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.