Soal Keberadaan Manti, Ini Kesaksian Bentara Linge

oleh
Bentara Linge

TAKENGON-LintasGAYO.co : Keberadaan Manti atau Mante, makhluk menyerupai manusia namun posturnya lebih kecil yang disebut-sebut hidup di hutan-hutan Gayo, Aceh masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.

Salah seorang warga Gayo yang dilahirkan di Jamat, pedalaman Aceh Tengah di Kecamatan Linge sekira tahun 1960an, Bentara Linge, menegaskan bahwa dirinya beberapa kali melihat langsung keberadaan Manti tersebut.

“Semasa saya masih di bangku SD sekira tahun 1970an, beberapa kali saya melihat beberapa Manti di aliran sungai Wih Jamat, nama tempatnya Tanyung,” ujar Bentara di Takengon, Selasa 15 Januari 2019.

Beberapa Manti dilihat Bentara dalam banyak kesempatan, dari jauh dan dari jarak dekat tidak lebih dari 5 meter.

“Salah satu areal persawahan warga Jamat berada di kawasan Blang Buni, tidak jauh dari Tayung Wih Jamat, saya sering ke sawah dan dalam seminggunya ada saja melihat sekelompok Manti di Tanyung tersebut,” kata Bentara yang juga anggota Majelis Adat Gayo.

Manti sering berburu ikan dan mengorek-ngorek tanah di Wih Jamat. “Postur badannya kecil seukuran anak berusia 10 tahun, berbulu kemerahan, berambut panjang hingga ke kaki dan tidak mengenakan pakaian. Berlari sangat cepat,” terang Bentara Linge.

Diungkapkan, karena penasaran dengan sosok Manti, dia pernah mencoba mendekati sekelompok Manti dengan cara menghanyutkan diri di aliran sungai Jamat tersebut.

“Indera pendengaran dan pembau Manti sangat tajam, saya mensiasati dengan beranut-anuten (menghanyutkan diri di sungai), setelah berjarak sangat dekat, saya menampakkan diri, Manti-Manti yang berjumlah sekitar 10 tersebut terkejut dan melarikan diri sangat cepat ke dalam hutan,” ungkapnya.

Selain di Gayo, Bentara mengaku melihat Manti di hutan Aceh Selatan di tahun 1998 sebelum komplik Aceh berkecamuk. Saat itu dia berdomisili di Meulaboh Aceh Barat.

Bersama sejumlah teman yang penasaran mencoba berburu Manti.

“Kami mengepung dan mencoba menyergap Manti dan sempat tertangkap, namun sesaat saja, terlepas dari pegangan seorang teman karena sangat licin seperti belut, posturnya persis seperti yang saya lihat di Jamat,” kenang Bentara.

Pengalaman lainnya, Bentara pernah mendengar penuturan seorang nenek, warga Gelelungi Kecamatan Pegasing Aceh Tengah bernama Inen Jannah.

“Ine Jannah lahir dan besar di Gelelungi, berkebun di salahsatu kawasan yang sampai sekarang disebut Rebe Manti, dia mengaku pernah melihat Manti di daerah tersebut,” katanya.

Disebut Rebe Manti, Rebe berarti kebun, tentu karena dikawasan tersebut pernah dihuni Manti. Tegas Bentara.

“Saya pastikan, Manti itu ada,” tutup Bentara Linge.

Seperti pemberitaan media ini sebelumnya, soal Manti atau Mante ini bukan hanya dibicarakan di level masyarakat awam, bahkan Kementerian Sosial RI sudah membahasnya dalam forum resmi dengan mengundang sejumlah saksi dari Gayo dan Aceh diantaranya Fauzan Azima dan wartawan yang getol menulis Manti, Khalisuddin.

Baca :

Bahas Suku Manti, Mensos : Ayo Kita Lindungi

Kemensos Bahas Perlindungan Suku Manti

[Win Aman]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.