Samin Aman Idir, Perintis Pendidikan di Pedalaman Pining

oleh
Samin bersama isteri

Catatan: Ismail Baihaqi

Samin bersama isteri

SAMIN M atau akrab di Panggil Aman Idir lahir 65 tahun silam di Blangkejeren, Gayo Lues, kini memang tak seperkasa saat muda, ketegapan tubuhnya kini sudah dimakan usia yang kian sepuh.

Samin begitu menamatkan pendidikan SPG tahun 1971 mengabdikan diri sebagai sukarelawan menjadi pendidik anak anak desa terisolir di SDN 1 Pining yang dulu masih dalam wilayah Kecamatan Blangkejeren. Sekarang Pining sudah menjadi kecamatan yang defenitif.

“Bisa dibayangkan bagaimana kondisi desa saat itu, saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Pining,” tanya Samin saat berbincang dengan LintasGAYO.co baru baru ini.

Sekarang, sudah tahun 2017 lanjut Samin, kondisi Pining masih banyak keterbatasan. Jalan ke pusat ibu kota yang masih banyak halangan, apalagi tatkala memasuki musim hujan, jaringan seluler yang belum tersedia padahal sudah daerah ini sudah menjadi kecamatan yag berdiri sendiri.

“Itu kondisi kondisi sekarang, bagaimana dulu?,” tanya lelaki sepuh yang dari raut wajahnya masih terlihat sisa-sisa ketampanan saat masih muda dulu.

Dikatakan, daerah ini 51 tahun yang lalu, jalan hanya setapak, listrik tak ada. Malam gelap gulita dan daerah ini masih hutan berlantera. Ke kota jalan kaki berhari hari, dengan membawa barang pakai jasa kuda.

Tapi kecintaan pada pekerjaannya pada negeri untuk mencerdaskan anak bangsa tidak menjadi penghalang baginya. Masa muda rela ia korbankan. Tenaga dan pengabdiannya sudah dirintis saat masih usia 19 tahun.

Dalam usia itu, anak-anak masa sekarang masih mengisinya dengan pendidikan dan ironisnya ada yang berhura-hura. Tapi beda dengan Samin, ia lebih memilih membagi ilmu pergi masuk ke pelosok desa dengan tekad mencerdaskan anak bangsa.

“Tanpa digaji, hanya niat suci. Kasih sayang penduduk setempat mengantar beras dan hasil bumi. Kecintaanku yang tulus membuat masyarakat juga mencintaiku,” kenangnya.

Dua tahun di Pining, Samin diangkat menjadi PNS dan ditugaskan di SD Pepalan, Kota Blangkejeren. Pada tahun 1975 di usia 23 tahun Samin mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang gadis yang seprofesi, seorang pendidik yang disebut-sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Setelah 8 tahun di Blangkejeren. Tahun 1980 ia kembali ditugaskan di Desa Pining, tempat pertama dulu menjadi sukarelawan. Tapi penugasan kedua sebagai Kepala Sekolah di SDN 1 Pining.

Setelah dua tahun mengandi sebagai kepala sekolah, pada 1982, ia memboyong sang istri dan anak anak untuk pindah ke Pining, untuk sama-sama mendidik anak-anak di pelosok belantara Gayo Lues itu.

“Inen kekanakni (istri Samin-red) adalah wanita tangguh, ia mendidik anak sendiri di pelosok. Ia juga tipe wanita yang setia, luar biasa. Beliau rela berhenti kerja demi mengabdi pada suami yang juga mengabdikan hidup di desa terpencil ini,” puji Samin untuk istrinya.

26 Desember 2006 saat bencana dasyat, berupa banjir bandang melanda dan memporak porandakan Kecamatan Pining empat orang warga setempat dinyatakan hilang. Samin sempat menjadi korban dengan mengalami luka berat.

“Atas izin Allah, atas kuasa-Nya, saya terjepit dan sangkut di pohon, dan evakuasi sama warga setempat untuk mengeluarkannya,” kisah Samin. Saat itu ia sedang memunaikan Shalat Magrib di Masjid Pining.

Sejak musibah itu, kondisinya sudah mulai menurun dan sering keluar masuk Rumah Sakit, minum obat-obatan sudah jadi rutinitas, sejak itu mulai sudah tidak aktif lagi menyumbangkan tenaga.

Tahun 2008  jabatan Kepsek diserahkan kepada yang lebih muda dan Pemerintah mempercayainya sebagai Pengawas Sekolah. Hingga akhirnya di tahun 2011, Samin pun pensiun sebagai PNS.

Meski sudah pensiun, Samin dan keluarganya masih memilih menetap di Desa Pining Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues. Pengabdiannya sebagai perintis pendidikan di Pining, patut mendapat apresiasi dari Pemkab Gayo Lues saat ini. Apalagi saat ini Bupati Gayo Lues Muhammad Amru, terkenal sosok yang pemerhati dan mementingkan dunia pendidikan.

Begitulah sekilah pengabdian Samin M di Kecamatan Pining, Gayo Lues atas kerja kerasmu yang ikut mencerdaskan anak bangsa di pedalaman Pining. Atas didikasi dan pengorbananmu kamu layak mendapatkan sebagai Tokoh Pendidikan Gayo Lues dan Kecamatan Pining khususnya. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.