Antara Manekin dan Kerangka Manusia

oleh
Ilustrasi Manekin. (jilbabmu.blogdetik.com)

Ida Nusraini*

Ilustrasi Manekin. (jilbabmu.blogdetik.com)
Ilustrasi Manekin. (jilbabmu.blogdetik.com)

JIKA kita mendengar kata manekin, maka yang terbayang dipikiran kita adalah boneka berbahan plastik yang berbentuk separuh atau seluruh tubuh manusia. Manekin adalah boneka polos yang dipakai seniman, penjahit dan pedagang untuk mendisplay busana dan barang dagangan. Manekin akan terlihat cantik menarik tergantung baju yang dipakaikan padanya. Jika baju bagus, padu padan warna sesuai, model baju terbaru, maka manekin akan terlihat  menarik. Pembeli akan tertarik membeli baju dan barang yang dipakainya, bukan manekinnya.

Lalu jika ada yang memuja, memuji dan mengagumi kecantikan manekin, tentu aneh dan pasti salah alamat  karena manekin tidak berarti apa-apa tanpa barang-barang yang dilekatkan padanya. Ia hanya media display, boneka polos yang tak berdaya bahkan untuk memilih dan memakai pakaian untuk menutupi tubuhnya. Seharusnya yang pantas dipuji adalah pemilik toko yang demikian piawai memilihkan barang dan busana yang dipakaikan pada sang manekin.

Sementara kerangka manusia juga berfungsi sama dengan manekin. Manekin ciptaan manusia, kerangka ciptaan Allah SWT. Pada kerangka, Allah tempelkan semua perangkat kesempurnaan penciptaan manusia. Daging, urat, otot,  pembuluh darah, alat-alat pencernaan, alat-alat pernafasan, susunan saraf, perangkat otak. Seluruh bagian tubuh tersebut dilekatkan Allah pada manekinNya bernama kerangka. Lalu dibalut secara sempurna dengan lembaran kulit. Ditambahkan padanya nyawa, akal, nafsu, sifat, kecendrungan berbuat baik sekaligus buruk. Jadilah manusia, berambut ikal atau lurus, berkulit kasar atau halus, berbadan gemuk atau kurus, berhidung mancung atau pesek, bertubuh tinggi atau pendek, berwajah ganteng cantik atau jelek.

Lantas jika ada yang mengagumi dan memuji manusia karena kebagusan fisiknya, kecerdasan pikirannya, kelebihan hartanya atau karena apapun yang dimiliki makhluk bernama manusia, maka ia juga salah alamat, gagal fokus. Sebab manusia adalah manekin Allah, tempat Ia melekatkan sebagian namaNya. Pada yang penyayang, Allah lekatkan nama Ar Rahman, pada yang ganteng, cantik, indah,  Allah lekatkan nama Al Jamiil, pada cerdas Allah lekatkan Al ‘Alim, pada yang kuat Allah lekatkan Al Qayyum, pada yang lembut Allah lekatkan Al Lathif. Satu nama yang tak boleh dikenakan manusia, Sang Maha Sombong, karena hanya Allah yang pantas mengenakannya.

Manekin sempurna bernama manusia tak berdaya apa-apa tanpa karunia Sang Pencipta. Tak sekedip matapun manusia luput dari pengawasanNya. Berbeda dengan manekin yang tak dituntut apa-apa atas barang yang dipakaikan padanya, maka manusia harus bertanggung jawab atas apapun yang dilekatkan Allah padanya. Untuk apakah dimanfaatkan seluruh karuniaNya, untuk mencari keridhaan Sang Pencipta atau memperturutkan hawa nafsu belaka.

Lalu apa yang tertinggal pada manusia jika Allah mengambil semua yang telah dilekatkan Nya? Tidak ada..ya…tidak ada, manusia tinggal kerangka,tumpukan tulang belulang tak berharga. Tidak akan ada lagi yang mengagumi seonggok kerangka hatta aktris tercantikpun ia, presidenpun ia, milyarderpun ia. Tidak akan terlihat istimewa, segala puja pujian akan hilang sirna. Akhirnya manusia akan ditanya tentang segala hal yang telah dilekatkan Allah pada kerangka tubuhnya. Tentang kekuatan untuk apa digunakannya, tentang ilmu untuk apa dimanfaatannya, tentang harta dari mana diperoleh dan untuk apa dihabiskannya.

Jika harus memuji, jika mesti mengagumi, maka lakukanlah sebagai pujian kepada Allah semata. Rabb yang melekatkan kesempurnaan pada manusia. Sebagai bentuk syukur terhadap semua nikmat, baik yang diberikanNya pada kita, pada orang lain juga. Jangan tertipu dengan kesempurnaan penciptaan hingga lupa pada siapa yang menciptakan. Jangan terfokus pada kebagusan fisik dan fikiran hingga lupa untuk apa sebenarnya kita diciptakan.

Kita, manusia, tak lebih dari manekin Allah sang Pencipta, yang diciptakan sebagai makhluk paling sempurna. DiciptaNya untuk membuktikan, bahwa Ia Maha Kuasa.

*Ibu rumah tangga, tinggal di Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.