Banda Aceh-LintasGayo.co: Kendatipun Gubernur Aceh Aceh Zaini Abdullah sudah menandatangani kesepakatan bantuan dana hibah senilai 9 juta Euro atau lebih kurang Rp 111 Miliar dengan Bank Pembangunan Jerman (Kreditanstalt fur Wiederaufbau –KfW), namun uangnya belum diterima karena dalam perjanjianya Pemerintah Aceh harus menggunakan dana sendiri terlebih dahulu untuk membantu masyarakat Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam,dan Aceh Singkil.
“KFW belum memberi bantuan baru akan memberi bantuan dengan catatan pemerintah Aceh harus menalangi dulu pakai uang sendiri untuk masyarakat sekitar KEL di Kabupaten Aceh Selatan, Subulussalam, dan Singkil,” kata Kadishut Aceh Ir Husaini Syamaun di Banda Aceh, Selasa 27 Januari 2014 lalu.
Untuk bantuan kepada tiga Kabupaten tersebut, katanya, Gubernur sudah menyanggupi mengghunakan anggaran daerah karena pihak Jerman memang sudah membuat komitmen seperti itu.
“Bentuk bantuan untuk mendorong rakyat menanam kayu dan menanam di hutan rakyat.Prisnsipnya untuk pencegahan masyarakat merambah di ekositem Leuser,” jelasnya.
Dijelaskan Husaini, apabila hingga kini selain Jerman, belum ada negara lain yang akan membantu walau sebelumnya pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa, tetapi bukan hanya untuk ekosistem Leuser, melainkan hutan secara keseluruhan.
“Dalam hal ini pihak kementerian kehutanan belum setuju, karena anggaran terlalu besar untuk honor expert tenaga ahli dari kementerian, dan kecil untuk fisiknya,” demikian jelas Kadishut.