
Takengon-LintasGayo.co : Salah seorang pemerhati budaya Gayo asal Kampung Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, Muhammad Ali Hasan menyambut positif atas terselenggaranya seminar asal usul/budaya Gayo yang diprakarsai oleh Kabupaten Gayo Lues, 25-26 Nopember 2014 lalu di Blangkejeren.
Menurutnya apa yang sudah dilakukan Pemkab Gayo Lues betul-betul telah mempersatukan kembali suku bangsa Gayo yang tersebar dibeberapa wilayah di Aceh ini.
“Kegiatan tersebut merupakan pemersatu suku bangsa Gayo, saya hanya mengamatinya melalui informasi-informasi yang disajikan beberapa media, namun saya merasakan kekeluargaan terjalin disana, sangat disayangkan saya tidak bisa mengikuti seminar tersebut,” ucapnya.
Satu hal lagi yang membuatnya terkagum dari hasil seminar itu adalah disepakatinya pembuatan museum Gayo di Takengon dan disepakati oleh Kabupaten Gayo Lues dan Bener Meriah.
“Museum Gayo sangat penting, dan disepakatinya pembangunan museum Gayo di Takengon adalah hal yang sangat baik untuk menjaga eksistensi dari urang Gayo,” ucap pengawas di Dinas Pendidikan di Aceh Tengah ini.
Dilanjutkan lagi, seminar asal usul/ budaya Gayo hendaknya berlanjut ditahun depan dan sebaiknya berubah menjadi konferensi Gayo sedunia.
“Saya mengusul seminar bisa berubah menjadi Konferensi Gayo sedunia, agar urang Gayo dimana pun berada bisa hadir dalam konferensi tersebut,” demikian Muhammad Ali Hasan menyimpulkan.
Sebelumnya konferensi Gayo sedunia juga pernah digagas oleh seorang tokoh Gayo, Yusra Habib Abdul Gani yang kini berdomisili di Denmark bersama beberapa tokoh di Gayo pada tahun 2009, namun wacana tersebut urung dilaksanakan.
(Darmawan Masri)