Saifuddin
Langkahku
Menyusuri gedung belantara yang megah dan tua
Hendak berjumpa peternak anjing penjaga negara
Untuk urusan yang mulia sebagai manusia
Kabarnya sang peternak ada di dalam gedung megah
Dibalik meja
Langkahku belum juga sampai pada peternak anjing negara
Sudah ada penjaga yang menyuruhku melewati anjingnya
Tersentak rasanya
Megetahui anjingnya yang gila, gendut dan pincang
Ada didepan mata
Kuayunkan tangan dan isinya
Pada penjaga tanda bersedia
Senyum dan terima kasih berulag-ulang dilontarkan
Bagaikan anjing gendut yang lapar
Dapat makananan dari penjaga [SY]
23 Mei 2014
Penulis: Siswa Sekolah Demokrasi Aceh Utara, Mahasiswa Multimedia dan Jaringan Politeknik Negeri Lhokseumawe
Penjelasan Puisi:
Pengalaman ketika penulis berkunjung ke salah satu penyelenggara pemilu di kecamatan penulis mendapati bahwa terjadi penyalahgunaan jabatan. Dengan mengatas namakan jabatan mereka mengutip uang dari peneyelenggara pemilu di desa-desa dengan alasan sukarela. Ketika mereka menerimanya seakan tak ada beban bersalah sedikitpun.