Ironi Aceh, Ada yang Tarawih dan di Warung Kopi, Ada yang Puasa dan Makan di Siang Hari

oleh

Banda Aceh : Menarik dan sekaligus ironi, karena ada kebalikan demi kebalikan, baik di satu sisi dan jahat di ujung lain (manusia yang baik dan manusia yang jahat) dalam ayat-ayat yang Imam Tarwih malam ke 25 lantunkan di Masjid Raya Baiturrahman (22/7). Sementara penceramah, Kol Drs H Abu Hasan MM dari Kodam IM, juga singgung kisah warga Aceh yang kontradiksi, selama puasa.

Misalnya Imam Tarawih, Ustadz Abdul Manaf bacakan dalam beberapa rakaat awal, sebelum dilanjutkan oleh imam kedua (Ustadz Jamhuri Ramli SQ), bahwa ada dua manusia yang ironis sekali, pertama, yang durhaka pada Allah dan Rasul-Nya, seperti kedurhakaan istri Nabi Nuh as dan istri Nabi Luth as (Dharaballaahu matsalan…). Dan kedua, hamba Allah yang shalihah seperti istri Fir’aun yang memohon dimasukkan ke surga Allah, serta Maryam as, bunda Isa as, yang mendapat makanan dari sisi Allah sejak di dunia (wadharaballahu matsalan…) (akhir QS Al-Hujurat).

Atau dalam ayat lain (akhir QS Az-Zumar), yang imam baca, ada dua manusia yang kontras, pertama, manusia jahat kelak dihalau ke Jahannam bergerombol, dan neraka kala itu belum terbuka, lalu calon datang baru dibuka kayak penjara (wa siiqalladziina kafaruu ilaa Jahannama zumaraa…). Dan yang kedua, ada hamba Allah yang baik nanti dipanggil masuk ke surga, dan pintu telah terbuka, tinggal masuk (wa siiqalladziinat taqaw ilal Jannati zumara…).

Atau dalam rakaat lain imam melantunkan ayat-ayat (akhir QS Al-Hasyar), ada kontroversi dua manusia, pertama yang jadi penghuni neraka (ash-haabun nar…) yang lupa pada Allah dan Allah melupakan pada dirinya (nasullaaha fa ansaahum…) serta fasiq, dan kedua, penghuni surga yang beruntung (wa ash-habul jannatihumul fa-izin).

Sementara Kol Abu Hasan, sebelum shalat sampaikan dalam ceramah di Masjid Raya, bahwa, ada potret kebalikan baru-baru ini, misal di Dolly Surabaya. Ada yang mengancam Ibu Walikota, Risma, dan akan melawan, jika pusat ‘jajan seks’ alias ‘area zina’ itu ditutup. Ternyata, saat sudah ditutup, ada janda yang sudah tujuh tahun tak shalat, karena ‘asyik jual birahi’.

Saat membentangkan sajadah pertama sekali dalam tujuh tahun terakhir itu, ternyata dia bisa insaf, menyesal, dan menangis sejadi-jadinya. Artinya memang ada harapan dalam diri setiap manusia untuk baik.

Lanjut Kolonel, bahwa kini bulan Ramadhan, ada nuansa islami malam-malam sejak di Singkil, Nagan, hingga Banda Aceh. Hamba Allah khusyu’ dalam masjid seperti ini. Tapi dalam saat yang ada remaja Aceh yang lagi di jalanan, atau di tepi kali itu (sambil mengisyaratkan Tepi Kali, sisi Krueng Aceh, sisi tetangga Kodam IM Banda Aceh). Ada yang puasa tadi siang, tapi ada yang tak puasa di siang hari. (Sumber : aceh.kemenag.go.id)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.