Buku “11 Manur 10 Kuli” Aman Leme Terbit

oleh

Blangkejeren-LintasGayo.co : Buku perdana Zulkifli yang berjudul 11 Manur 10 Kuli terbit. “InsyaAllah hari ini sudah naik cetak. Rencanya,hari ini juga dikirim dari Jakarta ke Gayo Lues oleh pihak penerbit, Mahara Publishing,” kata Zulkifli, penulis buku 11 Manur 10 Kuli di Blangkejeren, Sabtu (26/12/2015).

Diterangkan laki-laki kelahiran Aceh Tenggara, 6 April 1967 itu, dalam bukunya tersebut ada dua belas cerita, yaitu Seturin Ni Aman Kekeci Urum Aman Nuin,Cerite Konot Urum Tutur Temas, Kuneh Peh Gi Ruh, Pong Tengah Kucak, Bom, Kacang Geropok Merahi Dirin, Kacang Tujin Merahi Plastik, Male Mongot Gere Musebuku Male Mungadu Gere Mukata-Kata,Namat Rantam, Sangka Kude Sangka Koro Agak E Gure Unung-Unungen, 11 Manur 10 Kuli, Pak Cempanir Peh Berharap, dan Pak Cempanir Nge Pangsiun.

“Ceritanya ada yang berbahasa Indonesia. Ada juga yang berbahasa Gayo. Lebih banyak, campur-campur bahasanyaserta ditulis dengan bahasa yang ringan dan agak lucu, supaya pembaca bisa lebih menikmatinya. Namun, pengetahuan dan kearifan lokal dalam masyarakat Gayo, khususnya masyarakat Gayo yang mendiami Gayo Lues tetap dikemas dalam setiap cerita,” sebut Zulkilfli yang lebih dikenal dengan sebutan Aman Leme di Gayo Lues.

Semua cerita dalam bukunya, sambungnya, menggambarkan peristiwa, pergeseran nilai, dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat Gayo. “Dalam cerita Seturin Ni Aman Kekeci Urum Aman Nuin, misalnya, menggambarkan sikap penutur bahasa Gayo yang lebih memilih berbahasa Indonesia daripada bahasa Gayo. Sampai-sampai, anaknya Aman Kekeci yang biasa dipanggil Win, saat merantau, panggilannya pun berubah menjadi Boy. Lalu, saat Boy kembali ke Gayo Lues, tidak mau lagi kuliah. Sebaliknya, lebih memilih menikah (betempat),” tuturnya.

Ceritanya 11 Manur 10 Kulisendiri, menceritakan, bagaimana orang yang ingin jadi pemimpin di Gayo. “Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadibila dalam masyarakat, organisasi atau dalam suatu pekerjaan, ada 11 mandor yang memimpin 10 kuli.Pasti, masyarakat, organisasi atau pekerjaan tersebut tidak akan tumbuh (berjalan) dengan baik. Karena, lebih banyak yang ingin dan jadi pemimpin, meski yang mencalonkan/pemimpin tadi kurang layak. Di sisi lain, sedikit yang mau dipimpin. Karena, semuanya merasa mampu, merasa paling alim, pintar, berpengalaman, punya modal, jaringan, dukungan, dan layak untuk memimpin,” sebutnya.

Terkait judul bukunya, Aman Leme, mengungkapkan, diambil dari salah judul cerita yang ada dalam bukunya. “Semua cerita yang ada dalam buku ini sudah pernah dimuat dalam Majalah Lentayon, Majalah Bulanan Pemkab Gayo Lues,” akunya.Buku setelah 58 halaman itu, per satuannya dijual Rp. 40.000.- “Harganya 40 ribu, mesannya bisa langsung ke saya, atau melalui penerbit Mahara Publishing,” tegasnya. (AF)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.