[Cerpen] Irama Br Sinaga Akhir Maret, menjelang pesta demokrasi aku sering merasa aneh. Perjalanan menuju tempat kelahiran aku menemukan tiga binatang. Pertama
[Puisi Gayo] Baji Kin Saksi
*Sahuri Ramadana Soboh lao waktu Ine uwet semiang Pies jepang renye mujerang Ama muremes parang Pasang baji peneking ni jelbang Leboh ni
Purnama Empat Belas
[Puisi Lirik] Purnama Empat Belas Subhan Gayo Bulat penuh Seperti pecahan uang logam yang kau sambit ke langit Jatuh kembali dekat kakimu Tetaplah masih sekeping saja Tidak ada hujan uang seperti yang kau dendangkan Kau memang si penghayal nomor satu yang pernah kukenal Meski diam-diam akupun berharap koin-koin berjatuhan Menimpuk kepalaku agar rasa papa terusir selamanya Hujan duit… Hujan duit… Lirih kuikuti nyanyianmu Kau selalu pandai menghibur Bulan empat belas Warna perak seperti kepingan logam
[Naskah Teater] Dagelan
Karya: Teuku Afifuddin Bulan sabit. Lelaki itu memakukan diri di dinding. Entah apa yang bersarang di benaknya. (Berteriak): Awalnya aku berfikir
Puisi untuk Uan dan Diana: Luah Dalam Ikatan
[Puisi Lirik] Salman Yoga S Tuk Aman-Inen Mayak Uan dan Mardiana Petemun ternyata tak seegois batang ni tolong Jejik pejenyong seseréngé
Air Mata dari Matangkuli untuk Pemimpin Negeri
[Puisi Lirik] Saifuddin Tahun berjalan, pemimpin berganti Nasib rakyat tak siapapun peduli Perwakilan disorak tak juga mau mengerti Tak perlu kami
Sajadah Tua
[Puisi Lirik] Junaidi Zainal Arsyah Sajadah Tua Aku meleburkan mimpi dalam ruang Sajadah tua mendamaikan hati dan jiwa Di sepertiga malam
- Sebelumnya
- 1
- …
- 187
- 188
- 189
- …
- 210
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.
