[Puisi] Tanah Rinduku
Riza Amri
Menapaki jejak di atas tanah rantau ratusan hari dengan langit yang sama, tapi hawanya kian sunyi.
Langkahku di tanah asing bak jawaban kosong pada sebuah doa.
Akalku ber-ilusi jauh di sana, pada dedaunan gugur menuliskan pesan, di atas tanah yang basah.
Embun pagi berbisik pesan dalam rindu, seharum aroma kopi di tengah hamparan hijau. Langit yang tak bosan menunggu fajar,
cahaya di ujung danau lut tawar.
Aku rindu,
pada api yang menari dalam tungku tua merambah pelan penghangat cerita
berpadu upuh ules memeluk jiwa yang tenang. Aku rindu,
Pada surga kecil di ujung sumatra
gunung-gunung menjulang di atas bentala
panorama indah penawar lara, dari Pucuk Birah Panyang.
Takingenku,
kusematkan tak sekedar tempat berpulang, setiap bait-bait keindahanmu tak mungkin lekang kutuliskan sepucuk larik dengan jarak
kutangisi saban rinduku dalam senyap.
Jika langkahku kelak untuk kembali biarkan larik dan rindu ini gugur,
di tengah rerumputan tanoh tembuni. [SY]
Lamnyong, 2025.
Riza Amri lahir di Takengon, 10 September 2002. Saat ini bergelut sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Islam Qurani, Banda Aceh, sembari menempuh pendidikan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Selain itu, juga aktif dalam berbagai organisasi, salah satunya sebagai Sekretaris Jenderal IPPEMATA (Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Aceh Tengah), juga kerap menulis karya sastra dalam bentuk puisi yang dijadikan sebagai hobi. Sosial Media: ig @rizaamri10 @pena_biasaa.





