Gate Keeping (Penjaga Gawang Media)

oleh
Redaktur senior media LintasGAYO , sekaligus Komisaris utama PT Lintas Gayo Korpora, Syaiful Hadi saat memeriksa Layout terbitan pertama Tabloid LintasGAYO, 7 Januari 2014. (ist)

Oleh; Salman Yoga S dan Muhammad Ikhsan, S.SOS.I., MA*

Komunikasi adalah proses suatu ide yang dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.

Definisi ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Komunikasi Massa secara lebih jelas dan lengkap diungkapkan oleh Wright.

Menurut Wright, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (Ardianto, 2007: 4).

Definisi Wright menyebutkan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyebutkan pesan diterima komunikan secara serentak pada waktu yang sama, serta sekilas (khusus untuk media elektronik seperti televisi atau radio).

Dalam konteks ini masing-masing media komunikasi massa mempunyai sejumlah Gatekeeper. Istilah ini seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “penjaga gawang”nya media.

Gawang yang dimaksud adalah gawang dari sebuah media massa, agar media tersebut tidak “kebobolan” dalam pemberitaan yang tidak akurat, kualitas sajian dan lain sebaginya termasuk terkait hukum.

Fungsi Gatekeeper adalah untuk mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan khalayaknya dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada media bersangkutan.

Baik kebutuhan akan sajian yang berkualitas, intres, aktuality maupun yang terkait dengan segmen. Segmen audiens maupun segmen yang mendatangkan keuntuntungan secara finansial, pendidikan, informasi, budaya, agama, produk dan lain sebagainya.

Gatekeeper adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran dan menseleksi informasi melalui dan dalam media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Dalam sejumlah media Gatekeeper juga berperan dalam merancang, menyiapkan, meramu, mengolah materi sajian agar lebih memunculkan animo pembaca, pendengar, penonton dan pengguna lainnya.

Lebih dari itu Gatekeeper juga mempunyai tanggungjawab penuh terhadap kualitas segala bentuk produk. Baik karya jurnalisti, foto, artikel/tulisan ilmiyah, artikel popoler, karya sastra dan lain sebagainya yang dipublikasikan oleh media bersangkutan.

Beban ini tentu bukan tidak beralasan, sebab setiap media mempunyai misi dan visi penyiaran yang berbeda-beda yang harus diembannya secara konsisten, dan itu ada di tangan setiap Gatekeeper dengan bidang masing-masing. Selain sebagai bentuk kridibilitas dan profesionalisme dari masing-masing Gatekeeper, juga akan mempengaruhi image serta marketablenya sebuah media di pasaran publik.

Dengan alasan inilah tidak jarang seorang Gatekeeper akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan standar yang ada dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan standar dan sejumlah aturan keredaksian ini pula seorang Gatekeeper berpegang teguh dan bekerja.

Dengan kata lain setiap kontributor tulisan (atau koresponden karya jurnalistik) lainnya yang masuk / mengirimkan karyanya ke-redaktur bidang tertentu dianggap telah paham dan menyetujui segala aturan yang ada di media tersebut.

Hal ini bukan saja berlaku kepada kontributor/koresponden amatir, tetapi juga kepada kontributor/koresponden profesional.

Analogi dari kalimat ini adalah “jika kita ingin menabung atau berinfestasi ke sebuuah lembaga perbankkan, kita dianggap telah paham dan patuh terhadap aturan yang ada pada lembaga tersebut. Kita sama sekali tidak berhak menentukan jumlah dan nilai bunga, skala waktu tabungan dan lain sebagainya”.

Terlebih lembaga media yang berbasis komunitas, profesional profit, agama/organisasi, lembaga dengan idealisme maupun misi-visi tertetu keberadaan Gatekeeper justru sangat menentukan.

Bentuk dan jabatan Gatekeeper dapat berbentuk apa saja, tetapi secara umum kerap dimaknai sebagai posisi pimpinan redaksi, redaktur, reporter/wartawan, editor/kurator.

Baik berupa hasil sinematografi berupa film, surat kabar, buku, manajer pemberitaan, penjaga/redaktur rubrik, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film yang berperan, menentukan dan mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas sebagai pesan dari media massa masing-masing.

Gatekeeper memiliki wewenang untuk tidak memuat / tidak mempublis apapun yang akan meresahkan khalayak, atau tidak sesuai dengan misi dan visi media yang bersangkutan.

Setiap media massa pasti memiliki Gatekeeper, tetapi kita tidak akan pernah menemukan jabatan Gatekeeper dalam struktur organisasi pada media massa tersebut. Karena Gatekeeper adalah sebuah pelaksana fungsi dalam media cetak ataupun media elektronik yang berbasis teknologi komunikasi.

Lima variabel dalam Komunikasi Massa yang memusatkan perhatian pada kandungan dalam setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan bagaimana variabel-variabel ini bekerja pada media massa.

Pendapat Wilbur Scrhamm menyebutkan bahwa Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dimulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Komunikasi publik memainkan peran penting dalam menciptakan dan menyebarkan pesan, dimana pesan-pesan dibuat dan disebarkan kepada penerima yang relatif besar dalam suasana yang relatif impersonal (Brent D Ruben, Lea P Stewart).

Proses yang dipakai komunikator untuk menyampaikan pesan mereka kepada audiens yang bersifat massa (massa communicator,mass message, mass media, mass communication dan mass audience).

Media massa yang memiliki dan mempertahankan ciri khasnya, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous), dan hal ini hanya dimungkinkan jika masing-masing Gatekeeper bekerja sesuai dengan aturan/mekanik keredaksian dan oprasional sistem yang dimiliki.

*Salman Yoga S, adalah dosen Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Aktif dibeberapa lembaga gerakan kebudayaan, Direktur The Gayo Institute (TGI) dan redaktur budaya LintasGAYO.co.

*Muhammad Ikhsan, lahir di Bayu dosen tetap pada STAI Jamiatuttarbiyah Lhoksukon Aceh. Staf Pengajar pada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Malikussaleh juga Direktur Penerbit Sefa Bumi Persada Aceh.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.