Oleh : Abshar, SH., MH*
Guru yang biasa-biasa saja hanya memberi tahu, guru yang baik menjelaskan, guru yang unggul menunjukkan, guru yang hebat menginspirasi. (William Arthur Word)
Allah SWT mengatakan, bahwa manusia itu diciptakan dalam sebaik-baik bentuk, namun kemudian Allah mengingatkan, bahwa seseorang itu walaupun bentuknya baik akan tetapi bisa jadi derajatnya disisi Allah akan berada pada derajat yang serendah-rendahnya.
Kapan seseorang itu berada pada derajat yang tinggi?, yaitu bagi orang yang beramal sholeh dan berbuat kebaikan. Derajat manusia tidak ditentukan oleh bentuk fisiknya, tapi bagaimana prilakunya sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.
Prilaku sangat erat kaitannya dengan karakter yang dimiliki seseorang, karakter yang positif, maka akan meninggikan derajatnya, begitu juga sebaliknya, jika berprilaku buruk maka walaupun bentuk fisiknya baik, tapi derajatnya akan sangat rendah.
Pentingnya Pendidikan
Kita sepakat dan menyadari, bahwa karakter yang baik itu tidak muncul secara instan, bukan begitu lahir menjadi manusia lalu karakternya sudah jadi. Karakter itu harus “diciptakan” terlebih dahulu, butuh sistem atau metode yang efektif.
Sistem atau metode yang paling efektif yang kita rasakan adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah fondasi utama dalam “menciptakan” individu-individu, dengan harapan kemudian individu-individu itu akan membentuk suatu masyarakat yang berkualitas.
Melalui pendidikan, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan, nilai, dan sikap yang penting untuk kehidupan pribadi maupun sosial.
Pendidikan yang inklusif, merata, dan adaptif terhadap perkembangan zaman sangat diperlukan agar setiap individu bisa berkembang maksimal dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Kita menyadari, banyak tantangan dalam dunia pendidikan seperti, kesenjangan akses, kualitas pengajaran, dan relevansi kurikulum masih perlu mendapat perhatian serius.
Dengan memperkuat sistem pendidikan yang berpusat pada peserta didik, inovasi pengajaran, serta dukungan pemerintah dan masyarakat, pendidikan bisa menjadi sarana transformasi sosial yang nyata dan berkelanjutan.
Disisi lain pentingnya Pendidikan ini, karena pendidikan adalah sebagai makanan bagi peserta didik, ini menggambarkan bahwa pendidikan adalah kebutuhan dasar yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu.
Sama seperti makanan yang memberikan zat gizi untuk tubuh, pendidikan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi bahan bakar bagi pikiran dan jiwa anak didik.
Tanpa pendidikan, kemampuan seseorang untuk berpikir kritis, beradaptasi, dan menghadapi tantangan hidup akan terhambat, layaknya tubuh yang kekurangan nutrisi akan mudah sakit dan lemah.
Oleh karena itu, pendidikan harus disajikan secara seimbang, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan agar peserta didik dapat berkembang secara optimal dan menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, kemudian akan membentuk karakter yang berkualitas
Pendidikan Sebagai Seni
Pendidikan sebagai seni menciptakan karakter manusia menekankan bahwa proses belajar bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan kepribadian dan nilai-nilai dalam diri seseorang.
Seni dalam pendidikan terlihat pada cara pendidik menginspirasi, membimbing, dan membuka potensi unik setiap individu sehingga karakter yang kuat dan berintegritas dapat tumbuh.
Karakter manusia yang dibentuk melalui pendidikan meliputi sikap, moral, dan kemampuan sosial yang membekali seseorang untuk menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.
Oleh karena itu, pendidikan yang efektif harus menggabungkan aspek kognitif, emosional, dan sosial secara harmonis, seperti seorang seniman yang merangkai karya dengan penuh ketelitian dan kreativitas.
Dengan pendekatan ini, pendidikan menjadi lebih manusiawi dan berdampak jangka panjang, menghasilkan individu tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga bijak, berbudi pekerti, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Guru sebagai pelaku seni pendidikan, berarti guru tidak hanya mengajarkan materi secara teknis, tetapi juga menggunakan keahlian, kreativitas, dan intuisi untuk membentuk dan menginspirasi peserta didik.
Sebagai seniman dalam dunia pendidikan, guru merancang cara penyampaian yang menarik, menyesuaikan metode dengan karakter dan kebutuhan setiap siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan karakter dan potensi individu.
Peran guru sebagai pelaku seni juga mencakup kemampuan untuk membaca situasi, membangun hubungan emosional, dan memotivasi anak didik agar belajar dengan antusias dan rasa percaya diri.
Dengan pendekatan ini, proses pendidikan menjadi lebih hidup, dinamis, dan bermakna, menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara emosional dan sosial.
Mengajar dan Belajar
Guru yang mengajar juga harus belajar karena proses pendidikan adalah tindakan dua arah yang dinamis dan terus berkembang. Seorang guru yang selalu belajar akan mampu memperbarui pengetahuan, mengasah keterampilan, dan menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan perubahan zaman dan kebutuhan peserta didik.
Belajar bagi guru juga berarti membuka diri terhadap kritik, pengalaman baru, dan teknologi pendidikan terbaru sehingga dapat memberikan pembelajaran yang relevan dan efektif.
Dengan sikap sebagai pembelajar sepanjang hayat, guru tidak hanya menjadi sumber ilmu, tetapi juga contoh inspiratif bagi murid tentang pentingnya semangat belajar dan pengembangan diri.
Akhirnya menciptakan karakter yang berkualitas adalah tugas mulia para guru, mari kita berterimakasih kepada mereka.
Wallahu a’lam.
*Penulis adalah pemerhati Sosial
*tulisan dari berbagai sumber