Hutan Gundul Danau Menyusut

oleh

Oleh : Hammaddin Aman Fatih*

“Kau dulu berwarna hijau, Kaulah sumber kekayaan alam, Kau simpan air dalam akarmu, Kau hasilkan berbagai jenis kayu, Kau lindungi pula tumbuhan dari hewan, Semua itu untuk kami, Namun, kini kau digunduli, Oleh orang yang tidak tahu, Atau memang tidak mau tahu, Bahwa sungguh berarti dirimu, Kini tiada lagi akarmu, Yang mampu menahan, Lajunya banjir dan tanah longsor, Hutan, Sebagai manusia aku malu, Tak dapat melindungimu” – Risang Raditya Abisatya.

Sangat miris kita mendengar melihat ada suntingan berita di media sosial yang menggambarkan kondisi hutan dipinggiran Danau Laut Tawar, terkhusus kawasan Bur Kelieten yang selama ini dikenal sebagai salah satu benteng ekosistem penting penyanggahnya yang seharus hijau tapi sekarang menyedihkan ceritanya. Ada apa dan kenapa ?

Bila kondisi itu terus berlanjut, nanti kita, cepat atau lambat, alam akan bertindak melawan, maka tidak ada lagi akan ada rasa iba. Dia akan hancurkan semua yang merintanginya. Tidak lagi kata maaf bagi kesombongan pemodal.

Tapi sayangnya, korbannya nanti bukan pelaku tapi masyarakat yang berdomisili disekitarnya. Menyedihkan memang…….pemodal bin pelaku entah kemana ?

Fungsi Hutan

Hutan adalah paru-paru bumi dan penopang kehidupan. Keberadaannya tidak hanya menyimpan oksigen bagi manusia, tetapi juga menjadi tempat tinggal jutaan makhluk hidup lain yang menjaga keseimbangan ekosistem.

Akar pohon menahan erosi, menyerap air, dan mengalirkannya perlahan ke sungai serta danau sehingga manusia tetap mendapat pasokan air bersih. Hutan juga menjadi penyangga iklim, menahan panas berlebih, serta mengurangi dampak perubahan iklim yang makin nyata.

Selain fungsi ekologis, hutan punya arti sosial dan ekonomi. Ia menyediakan kayu, hasil hutan bukan kayu, obat-obatan alami, hingga potensi wisata alam.

Banyak masyarakat adat menggantungkan hidup dan identitas budayanya pada kelestarian hutan. Namun, keberadaan hutan kini terancam oleh penebangan liar, alih fungsi lahan, dan kebakaran.

Karena itu, melestarikan hutan bukan sekadar menjaga pepohonan, melainkan menjaga kehidupan itu sendiri. Jika hutan hilang, maka hilang pula masa depan generasi mendatang.

Sebaliknya, jika hutan tetap terjaga, maka keberlangsungan hidup manusia dan bumi akan lebih terjamin (https://lintasgayo.co/2024/08/19/hutan-benteng-terakhir-kehidupan/)

Ekosistem Danau

Keberadaan danau bukan sekadar kumpulan air yang terjebak di daratan, tetapi sebuah anugerah alam yang memiliki arti penting bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Danau menjadi pusat keseimbangan ekologi sekaligus sumber kehidupan ekonomi dan budaya masyarakat.

Danau menampung air hujan, mengatur aliran sungai, serta menjadi cadangan air tawar yang sangat vital. Dalam kondisi perubahan iklim, danau berperan sebagai penyeimbang yang membantu mengurangi risiko banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Banyak spesies ikan, burung, hingga tumbuhan air bergantung pada danau untuk bertahan hidup. Hilangnya atau rusaknya danau berarti hilangnya habitat alami yang tak tergantikan dan menyediakan air bersih, sumber pangan dari perikanan, serta menjadi daya tarik pariwisata. Tidak sedikit danau yang menjadi ikon daerah dan identitas budaya masyarakat di sekitarnya

Keterkaitan Hutan dan Danau

Hutan dan danau punya keterkaitan yang sangat erat, baik secara ekologis maupun sosial-ekonomi. Berikut beberapa opini tentang hubungannya:

Pertama, regulasi air dan kualitas danau. Hutan berfungsi sebagai daerah tangkapan air. Akar pohon menyerap air hujan, mengurangi limpasan permukaan, dan mencegah sedimentasi berlebih ke danau.

Dan jika hutan di sekitar danau rusak, erosi tanah meningkat, menyebabkan pendangkalan danau serta menurunkan kualitas air karena banyak lumpur dan nutrien yang terbawa.

Kedua, keanekaragaman hayati. Danau dan hutan membentuk ekosistem terpadu. Banyak spesies hewan yang hidup bergantung pada keduanya, misalnya burung air yang bersarang di pepohonan sekitar danau. Dan hilangnya hutan dapat mengganggu rantai makanan dan menurunkan populasi satwa yang membutuhkan habitat ganda (air dan darat).

Ketiga, iklim mikro dan keseimbangan ekosistem. Hutan menjaga kelembapan udara dan suhu di sekitar danau tetap stabil. Tanpa hutan, danau lebih rentan terhadap penguapan berlebih, sehingga volume airnya bisa cepat berkurang. Dan sebaliknya, keberadaan danau ikut menjaga kelembapan tanah dan mendukung pertumbuhan vegetasi hutan di sekitarnya.

Keempat, manfaat sosial dan ekonomi. Hutan dan danau bersama-sama menyediakan sumber air bersih, ikan, kayu, serta ekowisata. Dan jika salah satu ekosistem rusak (misalnya hutan ditebang habis), maka produktivitas danau juga akan menurun, sehingga masyarakat sekitar ikut dirugikan.

Penutup

Kelestarian danau sangat bergantung pada hutan sekitarnya, dan sebaliknya hutan juga mendapat manfaat dari keberadaan danau. Keduanya saling mendukung dalam menjaga keseimbangan lingkunga.

Oleh karena itu, menjaga dan merawat hutan dan danau bukan hanya kewajiban pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Hubungan harmoni hutan dan danau adalah cermin kehidupan.

Jika hutan lebat terjaga danau pasti lestari, maka kehidupan masyarakat pun terjaga. Sebaliknya jika hutan dipinggiran danau rusak, maka penderitaan akan menimpa generasi kini hingga mendatang. Semoga kita semua cepat sadar dari kesalahan yang telah kita perbuat.

*Penulis seorang antropologi dan penulis buku People of the Coffee.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.