Catatan Muhammad Syukri*
Hidup tanpa masalah ibarat malam tak berbintang. Hidup bukan mencari masalah, tetapi masalah membuat hidup makin dinamis. Begitulah tutur bijak orang-orang di generasi kami.
Apa sih sebenarnya yang dikatakan masalah? Masalah adalah sesuatu yang menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam mencapai tujuan.
Masalah bisa berbentuk tantangan kecil sehari-hari atau sesuatu yang lebih kompleks dan membutuhkan solusi panjang.
Diakui atau tidak, terkadang masalah membuat kita frustrasi. Sebaliknya, justru dari masalah kita belajar, berkembang, dan menemukan cara baru untuk menghadapi dunia.
Oleh karena itu, jangan heran apabila ada orang yang sengaja “membeli” masalah. Mungkin orang itu tidak tahu yang dibelinya adalah masalah dengan segala kerumitannya.
Atau sebaliknya. Dia sengaja membeli masalah sebagai instrumen memacu adrenalin. Mendorongnya belajar menemukan inovasi atau cara baru yang lebih praktis.
Sebagai manusia normal, umumnya pasti berusaha menghindari masalah. Tetiba ada yang “membeli” masalah, boleh jadi yang bersangkutan tidak menyadari yang dibelinya adalah masalah.
“Membeli” masalah adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi dimana seseorang secara tidak sadar atau tidak sengaja mengambil keputusan yang justru menambah beban atau kesulitan dalam hidupnya.
Misalnya, membeli barang tanpa mempertimbangkan kualitasnya, sehingga akhirnya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perbaikan.
Bagaimana jika kita sudah terlanjur “membeli” masalah? Adakah cara menghadapinya. Setidaknya kita bisa menggunakan manajemen resiko yang lazim digunakan di dunia pengawasan.
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan potensi risiko yang bisa berdampak negatif pada tujuan atau aktivitas.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan kerugian dan meningkatkan peluang keberhasilan dengan cara yang terstruktur.
Dalam praktiknya, manajemen risiko melibatkan beberapa langkah utama:
1. Identifikasi risiko. Menentukan apa saja yang bisa menjadi ancaman.
2. Analisis risiko. Menilai seberapa besar dampak dan kemungkinan terjadinya risiko.
3. Strategi mitigasi. Mencari cara untuk mengurangi atau menghindari risiko.
4. Pemantauan dan evaluasi. Terus mengawasi dan menyesuaikan strategi jika diperlukan.
Manajemen risiko digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari bisnis, kesehatan, hingga kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya, hidup ini penuh dengan ketidakpastian. Semoga bermanfaat.