Catatan Muhammad Syukri
Hari ini, Selasa 20 Mei 2025, bangsa Indonesia di seluruh penjuru nusantara memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Tema Hari Kebangkitan Nasional 2025 cukup menantang, yaitu “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat.”
Tema itu mencerminkan semangat kolektif untuk menghadapi berbagai tantangan dan membangun Indonesia yang lebih mandiri dan sejahtera.
Kebangkitan nasional memiliki berbagai perspektif yang terus berkembang sesuai dengan tantangan zaman.
Awalnya, kebangkitan nasional di Indonesia dikaitkan dengan berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, yang menjadi simbol awal kesadaran kebangsaan.
Dalam konteks modern, kebangkitan nasional tidak hanya bermakna historis tetapi juga mencakup aspek ekonomi, sosial, dan politik.
Saat ini, kebangkitan nasional sering dimaknai sebagai upaya membangun kemandirian bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial.
Tak terkecuali AR Moese, seniman dan pencipta lagu asal Kabupaten Aceh Tengah. Dia melihat kebangkitan dimulai dari kerja keras mengolah sumberdaya alam.
Perspektifnya sederhana memang, tetapi maknanya sangat dalam. Perspektif AR Moese dituangkan kedalam lagu berjudul Tawar Sedenge (1957).
Syair lagu itu mengajak rakyat Dataran Tinggi Gayo untuk bangkit, menyingsingkan lengan baju.
Menyingsingkan lengan baju (sesilen pumu ni baju) bermakna bangkit dan bekerja keras, mengolah lahan dan sumberdaya yang melimpah.
Melalui lagu itu, AR Moese juga menggambarkan bahwa Dataran Tinggi Gayo sungguh kaya sumberdaya alam.
Coba cermati lirik lagunya: Engon ko so tanoh Gayo | Si megah mureta dele | Rum batang nuyem si ijo | Kupi bakoe.
Dia juga mengingatkan (berwasiat) agar kita tidak lalai dan abai.
Begini bunyi wasiat AR Moese: Pengenko tok ni korek so | Uetmi ko tanoh Gayo | Sesilen pumu ni baju | Netah dirimu | Nti daten bor kelieten | Mongot pudederu | Oya le rahmat ni Tuhen | Ken ko bewenmu.
Intinya, melalui lagu itu, AR Moese mengharapkan agar masyarakat Dataran Tinggi Gayo bangkit menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan rahmat Allah Yang Maha Penyayang.
Pertanyaannya, mampukah kita memenuhi harapan dan wasiat AR Moese? Wallahualam bissawab.