Oleh : Rahma Jelita, S.Pd*
Marilah kita sejenak, merenungi dan merasakan, kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini kadang panas tiba tiba hujan, atau disaat kita beraktifitas di pagi hari namun cuacanya begitu panas dan gerah,perputaran waktu begitu cepat kita rasakan .
Hasil riset LIPI terjadi peningkatan sampah plastik saat ini dikarenakan penggunaan layanan delivery makanan lewat jasa transportasi online, 96% paket dibungkus dengan plastik yang tebal dan ditambah dengan bubble wrap makanan cepat saji .
Selain itu, bungkus plastik, dan bubble wrap merupakan pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan. Tidak ketinggalan sampah medis hal ini disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK terjadi pelonjakan timbunan sampah sebesar 30 persen sampai 50 persen.
Salah satu faktor penyebab dari pemasalahan di atas yaitu dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka akan terjadi peningkatan aktivitas manusia dan daya konsumsi yang melonjak sehingga menyebabkan tingginya jumlah sampah dan jenis limbah sehingga dan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar.
Maraknya pemberitaan di media terkait musibah banjir, tanah longsor, yang mengalami peningkatan setiap tahunnya diakibatkan adanya krisis iklim yang diperparah oleh ulah manusia itu sendiri .
Masyarakat juga sering dibuat khawatir, karena adanya pemberitaan terkait binatang buas yang keluar dari habitatnya dan menyerang warga yang berada dipermukiman itu, ini dikarenakan mereka mulai terusik atau ekosistem yang telah diganggu oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Penebangan pohong secara liar sampai pada kebakaran hutan menjadi penyumbang terbesar dalam kerusakan ekosistem ini, sadar atau tidak ada banyak aktivitas manusia yang mengancam pelestarian lingkungan, sehingga menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem. Tanpa disadari, secara kolektif, kita menciptakan jurang kesenjangan ekologi manusia dan alam.
Manusia memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem ini, hal ini bukan hanya untuk hari ini, atau sekarang, tapi untuk generasi mendatang, agar mereka tidak menyalahkan dan menuntut atas perlakuan terhadap lingkungan, agar setiap makhluk yang mendiaminya merasakan kenyamanan keharmonisan.
Manusia makhluk sosial yang diberikan keistimewaan akal dan berpikir lebih tinggi, sehingga mampu menjaga dan melestarikan lingkungan.
Salah satu upaya yang berskala global sebuah komitmen oleh pemimpin dunia, dengan agenda pembangunan berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals SDGS.
Tanggung jawab dalam menjaga lingkungan, tentunya bukan hanya dibebankan kepada pemerintah saja, tetapi seluruh elemen masyarakat bertanggung jawab dalam menjaga dan lingkungan.
Pengendalian dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak, jika hal ini diabaikan maka tidak menutup kemungkinan terjadi krisis lingkungan yang menjadi ancaman pada makhluk hidup akibat ketidak seimbangan ekosistem.
Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, fenomena di atas menjadi kajian yang penting, dan mengambil andil dalam mencintai lingkungan, yaitu dengan melakukan gotong royong Jum’at bersih di setiap desa di Kabupaten Aceh Tengah ini.
Menata lingkungan hidup adalah semangat baru bagi kita semua untuk komitmen menjaga lingkungan, dengan memulai dari diri sendiri, dengan hal yang paling kecil, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik karena merusak ekosistem lingkungan, tidak menebang hutan dengan liar hingga membuat gundul pepohonan di hutan.
Mari bersama kita singkirkan jurang ekologi, untuk memulihkan ekosistem bumi dengan pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan berakar pada nilai nilai dan kearifan lokal adat dan budaya dan menjaga Alam kita dari generasi ke generasi untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik lagi di masa masa yang akan datang.
*Guru Biologi SMAN 15 Binaan Nenggeri Antara Takengon